Pembangunan Jalan Lingkar Padalarang–Cipatat Terhambat, Ternyata Ini Masalahnya! 

Pembangunan Jalan Lingkar Padalarang–Cipatat Terhambat, Ternyata Ini Masalahnya! 
Warga terjatuh saat melintasi jalan alternatif Lingkar Padalarang-Cipatat. Dok Jabar Ekspres/Suwitno
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Pembangunan Jalan Lingkar Padalarang–Cipatat sepanjang 7 kilometer yang digadang-gadang menjadi solusi kemacetan di wilayah barat Kabupaten Bandung Barat (KBB), hingga kini belum menunjukkan progres signifikan.

Pasalnya, proses pembebasan lahan masih terhambat negosiasi harga dengan warga.

Meski sudah dilakukan peletakan batu pertama oleh Bupati Bandung Barat saat itu, Hengky Kurniawan, pada 22 Februari 2022, realisasi proyek ini masih tertahan.

Rohendi (40), warga Kampung Leweungdatar, Desa Bojonghaleuang, Kecamatan Saguling, mengungkapkan bahwa proses negosiasi harga lahan masih belum menemui titik terang.

Baca Juga:Barang Bukti Kejahatan Dimusnahkan, Kejari Ciamis Kirim Sinyal Keras ke Pelaku Tindak PidanaDaftar Ulang Membludak, SMKN 3 Cimahi Diserbu Orang Tua dan Calon Siswa

“Memang untuk pembebasan lahan kayaknya sudah lebih dari 50 persen yang sudah terjual,” ujarnya, Kamis (10/7/2025).

Ia mengatakan bahwa sebagian besar warga di desanya sudah menjual tanah mereka, namun dirinya masih menahan lahan miliknya karena harga yang ditawarkan belum sesuai.

“Saya punya sekitar 14 tumbak, kira-kira 200 meter persegi. Keluarga saya malah ada yang lebih dari 30 tumbak,” jelasnya.

Menurut Rohendi, negosiasi dilakukan tidak langsung dengan pengembang, melainkan melalui perantara atau calo. Ia menuntut harga Rp60 juta per tumbak, namun yang ditawarkan hanya di bawah Rp50 juta. Hal inilah yang membuat proses pembebasan lahan berjalan lambat.

“Jadi masih nego-nego tanah sama calo. Gak langsung sama pihak Kota Baru Parahyangan. Sampai sekarang belum ketemu titiknya. Banyak yang pindah ke Cihampelas. Sodara saya juga banyak yang ke sana,” tambahnya.

Sekadar diketahui, Jalan Lingkar Padalarang–Cipatat sendiri akan melintasi dua kecamatan, yakni Saguling dan Cipatat, serta lima desa di antaranya Cikande, Bojonghaleuang, Gunungmasigit, Citatah, dan Cipatat.

Proyek ini didanai melalui skema Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Belaputera Intiland, pengembang Kota Baru Parahyangan, dengan anggaran mencapai Rp100 miliar.

Baca Juga:Kasus DBD di Cimahi Mengintai di Tengah Cuaca Tak Menentu, Warga Diminta Waspada!Ratusan Perjalanan Kereta Cepat Terganggu Akibat Teror Layang-layang di Jalur Whoosh

Direktur PT Belaputera Intiland, Ryan Brasali, mengatakan bahwa proyek ini sedang dikoordinasikan dengan Gubernur Jawa Barat.

Pihaknya pun saat ini tengah menunggu langkah strategis dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat terkait persoalan pembebasan lahan.

“Terkait Jalan Lingkar Padalarang-Cipatat lagi dikoordinasikan dengan Pak Gubernur. Mereka melihat kemacetan di dua titik utama, yakni Pasteur di Kota Bandung dan Padalarang di KBB,” ujar Ryan.

0 Komentar