Bandung Barat Dilanda 221 Bencana, Perlunya Mitigasi Serius

Pergerakan tanah di Kecamatan Rongga, Bandung Barat. Dok Jabar Ekspres/Suwitno
Pergerakan tanah di Kecamatan Rongga, Bandung Barat. Dok Jabar Ekspres/Suwitno
0 Komentar

JABAR EKSPRES  – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mencatat sebanyak 221 kejadian bencana terjadi sepanjang Januari hingga Juni 2025.

Rentetan bencana ini menelan korban jiwa, merusak ratusan rumah, dan mengganggu berbagai fasilitas umum.

Plt. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD KBB, Amas, mengungkapkan bahwa sebanyak 3 orang meninggal dunia akibat bencana-bencana tersebut. Selain itu, 392 rumah warga mengalami kerusakan, dengan rincian 104 rumah rusak berat, 82 rusak sedang, dan 206 rusak ringan.

Baca Juga:Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Kota Banjar Diisi Pelaksana TugasSetelah Usulan Ganti Nama Bandung Barat dan Pemekaran Lembang, Kini Batu Layang Ingin Mandiri

“Total kejadian bencana alam sejak Januari sampai Juni 2025 itu ada 221 kejadian. Korban jiwa tiga orang dan rumah rusak mencapai hampir 400 unit,” ujar Amas saat dikonfirmasi pada Selasa (8/7/2025).

Menurutnya, bencana paling dominan yang terjadi di wilayah Bandung Barat yakni tanah longsor dengan 83 kejadian, disusul oleh cuaca ekstrem sebanyak 66 kejadian, dan kebakaran sebanyak 41 kejadian.

Tak hanya itu, wilayah sebagian daerah di Bandung Barat terdampak banjir dan banjir bandang sebanyak 18 kejadian, pergerakan tanah 18 kejadian, serta dua kejadian luar biasa lainnya.

“Bencana tersebar di berbagai kecamatan di Bandung Barat. Dampaknya tidak hanya pada rumah warga, tetapi juga infrastruktur umum,” kata Amas.

BPBD KBB juga mencatat, sebanyak 36 bangunan fasilitas sosial dan umum mengalami kerusakan, termasuk 4 sekolah, 22 titik jalan, 7 jembatan, dan 3 masjid. Secara keseluruhan, sebanyak 1.897 jiwa terdampak oleh bencana yang terjadi dalam kurun waktu enam bulan terakhir.

Melihat tingginya intensitas bencana, Amas menegaskan pentingnya mitigasi bencana yang lebih sistematis dan berbasis masyarakat. Langkah mitigasi sangat krusial, mengingat banyak kejadian bencana terjadi secara tiba-tiba dan sulit diprediksi secara akurat.

“Personel BPBD disiagakan selama 24 jam untuk mengantisipasi bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Akan tetapi, kesiapsiagaan masyarakat juga sangat diperlukan,” katanya.

Baca Juga:Siap Ubah Wajah Ciamis-Tasik, Jembatan Cirahong 2 Mulai Dibangun 2026!Menilik Progres Sekolah Rakyat di Kota Bandung

“Kami minta warga waspada, terutama yang tinggal di wilayah rawan longsor dan banjir. Edukasi dan kesiapan menghadapi bencana harus ditanamkan sejak dini,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu, menjelaskan bahwa wilayah Jawa Barat, termasuk Bandung Raya, telah memasuki musim kemarau sejak beberapa waktu lalu. Namun, musim kemarau tahun ini diprediksi lebih basah dibandingkan rata-rata klimatologis.

0 Komentar