Dedi Mulyadi Sindir Tren Ngaji Instan: Cepat Wisuda, Tapi Tak Tertanam di Hati

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat membuka secara resmi Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadits (MTQH) ke-39 tingkat Provinsi Jawa Barat di Soreang, Kabupaten Bandung, Minggu (15/6/2025) malam. Foto Istimewa
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat membuka secara resmi Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadits (MTQH) ke-39 tingkat Provinsi Jawa Barat di Soreang, Kabupaten Bandung, Minggu (15/6/2025) malam. Foto Istimewa
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyoroti tren mengaji cepat yang marak di kalangan anak-anak masa kini. Ia menyayangkan proses pembelajaran Al-Qur’an yang semakin instan namun minim kedalaman spiritual.

Pernyataan itu disampaikan Dedi saat membuka Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadits (MTQH) ke-39 tingkat Provinsi Jawa Barat di Soreang, Kabupaten Bandung, Minggu (15/6/2025) malam.

“Dulu belajar Al-Qur’an bisa bertahun-tahun, dan itu mendekatkan anak-anak pada masjid, guru, dan kehidupan tirakat. Sekarang, ngaji kilat, cepat wisuda, tapi masjid sepi,” ujar Dedi.

Baca Juga:2 Maling Motor dan Uang Rp 21 Juta di Arjasari Ditangkap, 1 Pelaku Terpeleset Saat KaburDisbudpar Bogor Siap Gaet Wisatawan Nasional: Promosi Pariwisata Menyasar Seluruh Indonesia!

Ia menilai, modernisasi metode mengaji—seperti maraknya wisuda TKA dan TPA—lebih menekankan pada capaian seremonial ketimbang proses spiritual.

“Belajar Al-Qur’an bukan soal gelar, tapi soal membentuk akhlak dan kesadaran. Al-Qur’an harus jadi indra keenam kita,” tegasnya.

Dedi juga memberi apresiasi kepada para imam kampung yang tetap menjaga tradisi pengajian meski tanpa imbalan.

“Mereka pejuang sejati. Pagi mengimami salat, siang ke sawah, sore ngajar ngaji, malam ceramah. Semua dilakukan dengan ikhlas,” katanya.

Menutup sambutannya, Dedi menekankan bahwa MTQH bukan ajang lomba biasa, melainkan sarana pembinaan spiritual.

“Ini bukan Formula E. Ini forum spiritualitas. Bukan soal juara umum, tapi bagaimana Al-Qur’an masuk ke hati dan membentuk kebijakan yang adil,” pungkasnya.

0 Komentar