Kejatuhan BlackBerry, Dari Raja Smartphone Jadi Kenangan

Kejatuhan BlackBerry
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Dulu, jika seseorang memiliki BlackBerry, ia dianggap sebagai “anak hits” pada masanya. Aplikasi BBM, PIN, dan keyboard QWERTY menjadi simbol status sosial. Namun kini, nama BlackBerry nyaris hilang dari peredaran. Banyak orang bahkan sudah melupakannya. Sesekali muncul di pemberitaan, tetapi tidak benar-benar kembali hidup. Mari kita bahas mengapa BlackBerry sulit untuk bangkit kembali..

Kembali ke awal tahun 2000-an hingga sekitar 2012, BlackBerry adalah raja smartphone. Bukan hanya anak muda, tetapi juga kalangan pebisnis, politisi, bahkan selebritas menggunakan perangkat ini. Salah satu fitur unggulan BlackBerry adalah BlackBerry Messenger atau BBM. Dulu, memiliki PIN BBM terasa seperti memiliki nomor WhatsApp saat ini—bahkan lebih eksklusif.

Selain itu, keyboard fisiknya sangat ikonik, memungkinkan pengguna mengetik dengan cepat dan presisi. Sistem keamanannya pun terkenal sangat ketat, sehingga banyak lembaga pemerintah di seluruh dunia mempercayai BlackBerry sebagai perangkat komunikasi utama.

Baca Juga:Kelebihan dan Kekurangan Yamaha Gear Ultima 125 Hybrid, Motor Hybrid Irit untuk HarianBongkar Aplikasi Pinjaman Aman Indonesia: Mencatut Nama Pinjol Legal, Tapi Ilegal

Namun, masa kejayaan tidak berlangsung selamanya. Masalah mulai muncul sekitar tahun 2010 ketika iPhone dan Android mulai populer. BlackBerry tetap bersikukuh mempertahankan eksklusivitas BBM hanya untuk perangkat mereka, padahal saat itu masyarakat mulai beralih ke WhatsApp dan aplikasi pesan instan lainnya yang lebih fleksibel.

BlackBerry juga terlambat dalam berinovasi. Ketika Apple merilis iPhone dengan layar sentuh penuh, BlackBerry masih bersikeras mempertahankan keyboard fisik. Saat Google membuka sistem Android untuk berbagai produsen, BlackBerry justru memilih jalur eksklusif dengan mengembangkan sistem operasi dan aplikasinya sendiri.

Yang lebih memprihatinkan adalah toko aplikasinya. Jumlah aplikasi di BlackBerry World sangat jauh tertinggal dibandingkan Google Play Store dan Apple App Store. Para pengembang pun enggan membuat aplikasi untuk platform BlackBerry, sehingga semakin banyak pengguna yang beralih ke Android atau iPhone.

Sebenarnya, BlackBerry bukannya tidak mencoba untuk bangkit. Pada tahun 2013, mereka merilis sistem operasi baru, BlackBerry 10 OS, yang diklaim lebih canggih. Namun, peluncurannya terlambat. Jumlah aplikasinya tetap minim, dan pengalaman pengguna belum bisa menyaingi Android maupun iOS.

0 Komentar