Jaga Kelestarian Lingkungan, 230 Ribu Benih Ikan Ditabur di Waduk Cirata

Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail didampingi Plh Dispernakan KBB, Lukmanul Hakim saat menabur 230 ribu benih ikan di perairan Waduk Cirata. Jumat (23/5). Dok Jabar Ekspres/Suwitno
Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail didampingi Plh Dispernakan KBB, Lukmanul Hakim saat menabur 230 ribu benih ikan di perairan Waduk Cirata. Jumat (23/5). Dok Jabar Ekspres/Suwitno
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Sebanyak 230 ribu ekor benih ikan dari berbagai jenis ditabur di perairan Waduk Cirata, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jumat (23/5).

Kegiatan restocking atau penyetokan ulang benih ikan di perairan Waduk Cirata salah satu upaya Pemkab Bandung Barat melestarikan lingkungan dan mengembalikan fungsi dan peran perairan umum daratan.

Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail mengatakan, tabur benih ikan tersebut, sebagai ekosistem yang seimbang, juga untuk mengoptimalkan potensi dan menambah stok ikan untuk konsumsi. Selain itu agar ikan-ikan di perairan Waduk Cirata tidak punah.

Baca Juga:Terlibat Haji Ilegal, WNI Asal KBB Ditetapkan Bukan Tenaga Kerja MigranCirebon Pimpin Serapan Beras Nasional, Bukti Kekuatan Jabar sebagai Lumbung Padi

“Bibit ikan yang kita tabur mulai dari jenis ikan nilem, spesies endemik perairan Jawa Barat yang mulai terancam kelestariannya. Langkah ini menjadi bagian dari strategi berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan ekosistem perairan dan memastikan ketersediaan sumber daya ikan bagi masyarakat setempat,” ujar Jeje saat ditemui di lokasi.

Jeje menegaskan, kegiatan restocking ini lebih dari sekadar menebar benih ikan. Ia menyebutnya sebagai upaya untuk mengembalikan harmoni dalam sistem perairan yang telah mengalami tekanan ekologis akibat aktivitas manusia dan perubahan iklim.

“Restocking ini bukan hanya soal melepas benih ikan ke perairan, tetapi soal menjaga keseimbangan ekosistem, memastikan ketersediaan sumber daya ikan di masa depan, dan memberikan harapan baru bagi para nelayan di Waduk Cirata,” jelasnya.

Ia menilai, restocking ikan nilem memiliki fungsi ekologis yang penting. Selain menjaga kelestarian spesies lokal, populasi ikan yang seimbang membantu mengatur rantai makanan alami dan memperbaiki kualitas air melalui proses ekologi yang sehat.

Nilai ekonomisnya pun lanjut dia, tidak kalah penting, karena ikan nilem menjadi komoditas tangkap yang menghidupi banyak keluarga nelayan di sekitar Waduk Cirata.

“Program ini menyentuh juga aspek sosial dan ekonomi. Restocking berkontribusi langsung terhadap keberlanjutan usaha nelayan tangkap dengan menambah stok ikan yang bisa dimanfaatkan di masa mendatang,” katanya.

Karena itu, dia berharap stabilitas ini dapat menjaga hasil tangkapan agar tidak menurun drastis, sekaligus mendukung ketahanan pangan berbasis protein hewani dari sektor perikanan.

0 Komentar