Mahasiswa Jurusan Teknik Siap-siap Dapat Beasiswa, Dedi Mulyadi Beberkan Syaratnya!

Salah satu siswa yang selesai mengikuti pendidikan di Dodik Bela Negara Lembang berjumpa orang tuanya di Gedung Sate, Selasa (20/5)
Salah satu siswa yang selesai mengikuti pendidikan di Dodik Bela Negara Lembang berjumpa orang tuanya di Gedung Sate, Selasa (20/5)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berencana meluncurkan program beasiswa bagi mahasiswa jurusan teknik (engineering) dengan syarat unik: peserta harus mengikuti pendidikan militer atau Sekolah Kebangsaan selama satu bulan.

Rencana ini disampaikan Dedi saat memimpin Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Selasa (20/5/2025) di Lapangan Gasibu, Bandung. Tujuan program ini tak lain untuk menanamkan semangat kebangsaan dan memperkuat karakter generasi muda.

“Semangatnya adalah agar mereka tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga punya jiwa nasionalisme,” ujarnya.

Baca Juga:111 Koperasi Merah Putih Sudah Terbentuk, Target Seluruh Desa Terpenuhi Tahun IniPerang Terbuka Lawan Sampah, Cimahi Siap Gencarkan Operasi Yustisi

Sekolah Kebangsaan: Bukan Hanya untuk Anak Bermasalah

Dedi juga memperkenalkan program ini dengan nama baru, yakni Sekolah Kebangsaan Jawa Barat Istimewa. Menurutnya, sekolah ini bukan hanya ditujukan bagi remaja yang terlibat tawuran atau pelanggaran lainnya, tetapi juga terbuka bagi anak-anak berprestasi.

“Ini bukan hanya untuk anak yang suka tawuran, tapi juga buat yang berprestasi. Semua harus dibina,” tegas pria yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM).

Ia menekankan pentingnya program ini sebagai solusi untuk mengatasi persoalan kenakalan remaja dan krisis karakter. Ke depan, seleksi akan dilakukan lebih sistematis dengan tes minat dan bakat untuk menjaring peserta baru.

Wujud Nyata: Siswa Sekolah Kebangsaan Jadi Petugas Upacara

Dalam momen upacara tersebut, KDM memamerkan para lulusan angkatan pertama Sekolah Kebangsaan, yang telah menjalani pendidikan di Dodik Bela Negara Lembang. Mereka tampil sebagai petugas upacara, melakukan defile bersama pasukan elite, serta unjuk kemampuan lewat pertunjukan yel-yel kebangsaan.

“Ini soal rasa, soal hati, soal cinta pada negeri. Siapa yang tidak terharu melihat perubahan anak-anak ini?” kata Dedi menyambut haru para orang tua yang hadir.

“Banyak yang Meragukan, Tapi Waktu yang Menjawab”

Dedi menyebut kebijakan ini lahir dari niat tulus dan pendekatan hati, bukan sekadar formalitas pemerintahan. Ia menegaskan bahwa kritik tak akan menghentikan langkahnya.

“Banyak yang meragukan, tapi waktu yang akan menjawab semuanya,” tutupnya.

0 Komentar