MBG Jadi Program Prioritas, Kepala BGN Sebut 60 Persen Anak yang Tak Bisa Menikmati Susu Berasal dari Keluarga Miskin 

Menteri UMKM Maman Abdurrahman (tengah) bersama Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana (kanan) dan Wakil Menteri UMKM Helvi Yuni Moraza (kiri) meninjau produk UMKM saat melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Yayasan Al Kasyaf, Desa Cimekar, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Senin (19/5). Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
Menteri UMKM Maman Abdurrahman (tengah) bersama Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana (kanan) dan Wakil Menteri UMKM Helvi Yuni Moraza (kiri) meninjau produk UMKM saat melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Yayasan Al Kasyaf, Desa Cimekar, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Senin (19/5). Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana menyebutkan bahwa pertumbuhan warga Indonesia, banyak berasal dari kalangan rumah tangga dengan kategori miskin dan rentan miskin.

“Penduduk kita akan terus tumbuh setiap tahunnya,” katanya saat ucapan sambutan di Peluncuran Perdana Keterlibatan Perluasan UMKM Dalam Program MBG di Pondok Pesantren Yayasan Al Kasyaf, sebagai SPPG, wilayah Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Senin (19/5).

Dadan mengucapkan, apabila dihitung jumlah pertumbuhan tersebut, maka kependudukan Indonesia akan selalu bertambah sebanyak 3 juta jiwa setiap tahunnya.

Baca Juga:Perkuat Kolaborasi, Kementerian UMKM dan BGN Targetkan 1,5 Juta Pekerja dalam Program MBG Disdukcapil dan PKK Ciamis Kolaborasi Tingkatkan Kesadaran Dokumen Kependudukan

Menurutnya, sumber pertumbuhan jiwa tersebut, dinilai bukan berasal dari keluarga kalangan kelas atas dan bukan juga dari kelas menengah.

“Darimana tumbuhnya penduduk kita, ternyata dari kalangan rumah tangga yang pendapatan rata-ratanya di bawah Rp1.000.000, dan pendidikannya SMP,” ucap Dadan.

“Jadi kalau ada 100 keluarga miskin dan rentan miskin, 56 keluarga anaknnya tiga, 44 keluarga anaknya dua,” jelasnya.

Dadan juga menerangkan, selain pertumbuhan jiwa di Indonesia bersumber dari kalangan keluarga miskin dan rentan miskin, secara presentase pun 60 persen anak-anak tidak bisa menikmati air susu karena tak mampu untuk membeli.

Dia menambahkan, sebanyak 60 persen dari anak-anak Indonesia tidak punya akses yang baik terhadap makan dengan gizi seimbang.

“Kalau makan hanya ada nasi, bala-bala, kerupuk, mie kemudian bihun, yang semuanya merupakan karbohidrat,” terang Dadan.

0 Komentar