JABAR EKSPRES – Wacana perluasan wilayah Kota Cimahi terus bergulir dan mendapat respons hangat dari warga Desa Sariwangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Di tengah sorotan soal minimnya perhatian pemerintah daerah, warga berharap masuknya Sariwangi ke wilayah administrasi Cimahi bisa membawa perubahan nyata, terutama soal penanganan sampah dan perbaikan infrastruktur.
Sejumlah warga mengaku kecewa dengan lambannya penanganan persoalan mendasar di wilayah mereka, mulai dari jalan rusak hingga sampah yang tak tertangani.
Salah satunya Kemal (43), warga RW 08, yang menyebut jalan di lingkungannya sudah lama rusak tanpa ada perbaikan.
BACA JUGA:Perluasan Wilayah Cimahi Menuai Pro Kontra Warga Cimindi-Bandung, Kasus Korupsi jadi Alasan?
“Pengennya (masuk Cimahi), di RW 08 ini jalan rusak tidak dibetulkan sudah bertahun-tahun,” ujarnya saat dijumpai Jabar Ekspres, Minggu (11/5/2025) pagi.
Kemal juga menyoroti minimnya kehadiran pejabat Kabupaten Bandung Barat yang dinilainya jarang menyapa warga secara langsung.
“Jarang banget pejabat kesini, pihak desa juga jarang memperhatikan wilayahnya kalau menurut saya,” tambahnya.
Hal senada diungkapkan Dimas (30). Ia menyebut tumpukan sampah di tanjakan Endog sudah berlangsung lama dan dibiarkan begitu saja tanpa solusi konkret.
“Di tanjakan Endog bisa dilihat, sampah tidak tertampung bahkan sampai meleber ke jalan,” keluhnya.
BACA JUGA:Koperasi Merah Putih Siap Didanai CSR, Wamenkop: Target Balik Modal dalam 5 Tahun
Bagi Dimas, wacana perubahan wilayah administratif justru menjadi harapan baru. Selain soal kebersihan dan pembangunan, ia menyoroti kemudahan layanan administrasi di Cimahi yang dianggap lebih cepat dan efisien dibandingkan ke KBB.
“Kalau ke KBB saya jauh, lama lagi prosesnya. Ngedenger dari temen saya orang Cimahi, cuman ngurus administrasi kaya e-KTP, akta, dan lain-lain itu cepat,” kata Dimas.
“Kalau bisa Sariwangi ini masuk Cimahi deh biar keurus juga,” sambungnya.
Namun, tidak semua warga sepakat. Halimah (66), warga senior yang sudah lama tinggal di wilayah itu, justru merasa pesimistis jika harus masuk ke Cimahi.
Ia mengaku masih menyimpan trauma atas kasus korupsi yang dulu sempat mencoreng pemerintahan di Kota Cimahi.