Perluasan Wilayah Cimahi Menuai Pro Kontra Warga Cimindi-Bandung, Kasus Korupsi jadi Alasan? 

JABAR EKSPRES – Rencana perluasan wilayah Kota Cimahi ke kawasan perbatasan Bandung-Cimahi, khususnya wilayah Cimindi, mendapat respons beragam dari masyarakat. Sebagian warga menyambut baik, namun tidak sedikit pula yang menyuarakan penolakan dengan alasan rekam jejak masa lalu kota tersebut.

Muhamad Riyan (28), warga Cimindi, Kota Bandung menilai perluasan wilayah ke Cimahi adalah langkah yang memudahkan secara administratif.

“Wilayah Cimindi itu kalau ngurus sesuatu yang berkaitan dengan pemerintahan, lebih dekat ke Kota Cimahi,” kata Riyan saat ditemui di kawasan Cimindi, Minggu (11/5/2025).

Menurutnya, secara geografis dan akses, Cimindi lebih terkoneksi dengan Cimahi. Ia juga menyebutkan, perluasan wilayah bisa memulihkan identitas Cimahi yang dahulu sempat memiliki wilayah tersebut.

BACA JUGA:Dukungan Wacana Perluasan Cimahi, Warga KBB Soroti Infrastruktur dan Sampah

“Kalau ada rencana perluasan, maka tanah milik Cimahi dulu jadi kembali lagi,” tambahnya.

Riyan mengaku belum mengetahui bagaimana pendapat warga lain, namun secara pribadi dirinya sangat mendukung. Ia mencontohkan persoalan sampah yang menurutnya lebih tertangani di Cimahi.

“Kalau soal sampah, di Cimahi penanganannya cepat. Di sini (Cimindi) mah lama kang diangkutnya,” ucapnya.

Namun, tak semua warga sependapat. Dendi Hermawan (44) justru menolak gagasan tersebut. Ia menyebut masih ada trauma masa lalu terkait kasus korupsi di Pemkot Cimahi yang membuatnya ragu terhadap niat perluasan itu.

“Lebih baik Cimindi di Bandung saja, Cimahi ya Cimahi. Dulu ada kekecewaan soal korupsi, itu belum hilang,” ujar Dendi.

Dendi juga menyoroti persoalan banjir yang hingga kini belum tuntas diatasi oleh Pemkot Cimahi.

BACA JUGA:Wacana Perluasan Kota Cimahi Disoroti DPRD KBB: Terkesan Mau Mencaplok

“Katanya mau perluasan, tapi masalah banjir saja belum kelar. Gimana mau nambah wilayah?” katanya.

Pandangan serupa datang dari Rizky Suprianto (27), warga Cimindi lainnya. Ia mengatakan dirinya lebih nyaman tetap berada dalam wilayah administrasi Kota Bandung. Bagi Rizky, rekam jejak Cimahi terlalu kelam untuk dipercaya.

“Tiga kali tersandung kasus, saya jadi kurang, bahkan tak percaya,” ungkapnya.

Meski jarak ke pusat pemerintahan Kota Bandung cukup jauh, Rizky merasa layanan administrasi sudah cukup efisien. Ia mempertanyakan kesiapan Kota Cimahi untuk memperluas wilayah, mengingat masih adanya permasalahan internal yang belum terselesaikan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan