JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota Cimahi menghadapi tantangan besar dalam menangani gelandangan dan pengemis (gepeng) yang marak terlihat di jalan-jalan kota.
Dinas Sosial (Dinsos) mengaku kesulitan melakukan pendataan karena karakteristik mereka yang nomaden dan sebagian besar bukan warga Cimahi.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Pemberdayaan Sosial Dinsos Kota Cimahi, Supijan Malik, mengatakan bahwa data gepeng yang ada selama ini tidak pernah bersifat tetap.
Mobilitas tinggi para gepeng membuat proses pendataan selalu berubah-ubah dan tidak akurat.
“Sejauh ini kami memang kesulitan mencatat data Gepeng di Kota Cimahi. Mereka datang dan pergi, sehingga menyulitkan pendataan,” ujar SupijanSupijan pada Jabar Ekspres, Jum’at (9/5/25).
BACA JUGA: Imbas Pelebaran Jalan, Perpustakaan Kota Cimahi Bakal Dibangun Ulang di Area MPP
Namun bukan hanya itu, Supijan juga mengkhawatirkan dampak keberadaan gepeng terhadap keamanan dan ketertiban umum, terutama bagi kelompok rentan seperti pelajar perempuan.
“Ketika mereka berada di jalan tanpa pengawasan yang memadai, tentu bisa memicu risiko. Ini seharusnya menjadi perhatian serius karena bisa mengganggu ketertiban umum,” tambahnya.
Untuk itu, ia menilai penanganan keamanan gepeng sebaiknya tidak hanya dilakukan oleh Dinsos, tapi melibatkan Satpol PP sebagai penegak peraturan daerah.
“Kami dari pihak internal tidak bisa bertindak sendirian. Solusinya, perlu ada kerja sama antara instansi seperti kantor Satpol PP, dan jika perlu, melakukan tindakan langsung,” tegasnya.
Salah satu tantangan lain menurut Supijan adalah menyampaikan informasi dengan baik kepada para gepeng agar mereka memahami program pemerintah yang sudah disiapkan untuk mereka.
Sementara itu, Analis Rehabilitasi Sosial Dinsos Cimahi, Acep Oemar, mengungkapkan pemerintah secara rutin melakukan penjangkauan dan pembinaan terhadap para gepeng. Mereka diberikan bimbingan sosial dan ditawarkan pelatihan profesional untuk menunjang kebutuhan dasar.
“Sebenarnya dari kita selalu rutin mengadakan pembinaan terhadap layanan sosial. Kita tawarkan juga kepada beberapa gepeng. Tapi kenyataannya, dari hasil penjangkauan yang kita lakukan, hampir 100 persen bukan warga Kota Cimahi,” kata Acep.
BACA JUGA: Belajar Tanpa HP, Siswa SMAN 2 Cimahi Akui Belajar jadi Lebih Fokus