JABAR EKSPRES – Pemasangan Early Warning System (EWS) oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi kembali ditunda. Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kota Cimahi, Fitriandy Kurniawan, saat ditemui di kantor BPBD Kota Cimahi, Rabu (7/5/2025).
Padahal, kata dia, usulan pengadaan EWS yang merupakan alat pendeteksi bencana tersebut telah diajukan sejak tahun lalu melalui skema bantuan keuangan dari Gubernur Jawa Barat, dan sempat disetujui oleh pihak provinsi.
“Provinsi mempunyai kebijakan lain terhadap petunjuk efisiensi dari pusat. Bantuan keuangan untuk Cimahi yang awalnya direncanakan untuk lima titik, ditangguhkan sementara,” ujarnya.
Fitriandy menjelaskan, sistem peringatan dini yang direncanakan bersifat klimatologis, dan bukan untuk pendeteksian gempa bumi. Menurutnya, hingga saat ini belum ada alat yang mampu memprediksi gempa secara akurat sebelum terjadi.
BACA JUGA:Pemkot Cimahi Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana, Early Warning System Akan Dipasang
“Early warning system yang ada di side nya BMKG itu aftershock. Jadi setelah getaran baru bisa terdeteksi, sebelum getaran tidak bisa. Untuk kegempaan tidak ada yang bisa prediksi kapan gempa terjadi,” jelasnya.
Sistem yang akan dipasang nantinya menggunakan kamera CCTV dengan sensor yang mampu mendeteksi tinggi muka air di titik-titik rawan banjir. Sensor tersebut dapat memberikan sinyal peringatan dini jika tinggi air mencapai ambang batas tertentu.
“Early warning system itu salah satu pemantauannya dengan memasang kamera CCTV yang secara sensorik bisa memantau tinggi muka air,” katanya.
Selain mengandalkan teknologi, BPBD Cimahi juga menerapkan pendekatan berbasis komunitas melalui skema helix collaboration dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB).
“Para relawan pemerhati kebencanaan juga forum pengurangan risiko bencana, bersama FPRB, kita menunjuk istilahnya itu spotter,” jelasnya.
“Mereka individu-individu yang mengamati cuaca dan melaporkannya secara berjenjang hingga ke posdalop kami di mako,” lanjut Fitriandy.
Lebih lanjut, Fitriandy mengatakan pihaknya menargetkan untuk menerjemahkan program EWS ke dalam rencana anggaran dan pelaksanaan teknis secara nyata pada tahun depan, mengingat keterbatasan tahun ini.