JABAR EKSPRES – Ratusan pelajar SMA/SMK di Jawa Barat (Jabar) dikirim ke Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi di Cikole Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), pada Senin (5/5/2025).
Mereka dikirim ke barak militer bukan untuk mengikuti upacara sekolah, melainkan untuk memulai program pembinaan karakter khusus.
Pantauan di lokasi, siswa dari berbagai SMA/SMK mulai berdatangan menggunakan bus yang disiapkan oleh masing-masing sekolah.
Setibanya di lokasi, mereka langsung disambut oleh anggota TNI. Instruksi diberikan cepat dan penuh disiplin, mengawali masa pembinaan selama 14 hari di lingkungan militer.
BACA JUGA: Petugas Haji Jabar Sedot Anggaran Hibah Rp19,2 Miliar, Ratusan Pesantren Gagal Dapat Bantuan!
Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi mengatakan, para pelajar ini merupakan peserta program khusus yang digagas pemerintah daerah bagi siswa-siswa yang dinilai sulit dikendalikan baik di sekolah maupun di rumah.
Melalui pendekatan militer, mereka akan ditempa untuk memiliki disiplin, tanggung jawab, dan akhlak yang baik.
“Ya Sekarang yang datang kesini secara umum ada yang kecanduan minuman, game online, paling banyak ML, kecanduan merokok, ada yang terlibat geng motor. Secara umum mereka itu punya kesadaran bahwa ingin berubah, dan di rumah mereka tifak bisa lagi berubah,” kata Dedi.
Dedi menjelaskan bahwa program ini melibatkan TNI dan Polri guna memperkuat karakter bela negara pada siswa, khususnya mereka yang terseret dalam pergaulan bebas atau terindikasi melakukan tindakan kriminal.
“Maka masuk ke Dodik Bela Negara ini cara membangun kedisiplinan mereka, dan saya lihat baru dua malam biasa tidur jam 4 sekarang udah tidur jam 9, biasa merokok sudah berhenti, nanti kita pelajari, orang tuanya baik anaknya nakal, ada yang orang tua berpisah anaknya nakal, ada orang tua bertengkar terus anaknya nakal,” katanya.
BACA JUGA: Masuk Musim Haji, Kemenag Jabar Imbau Masyarakat Tidak Tergoda Modus Furoda
“Tetapi pareatif dan semuanya harus ditangani dengan baik, nanti psikolognya monitor setiap hari, dan saya minta semua anak-anak diperiksa dulu kesehatannya total. Sehingga melihat arah ke depannya. Makin ke sini banyak yang daftar, dan orang tua lihat tayangan objektif dari media. Akhirnya banyak sekarang yang berbondong-bondong nitip anaknya,” sambungnya.