JABAR EKSPRES – Tiga hulu sungai di kawasan Bandung Utara positif terpapar bakteri Escherichia coli (E. coli). Hal itu berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat.
Sebelumnya, DLH Provinsi Jawa Barat mengambil sampel air dari tiga hulu sungai di Kawasan Bandung Utara, yakni Sungai Cigulung, Sungai Cikawari dan Sungai Cikapundung.
Dari hasil tersebut, DLH Provinsi Jawa Barat menyebut tiga hulu sungai di kawasan Bandung Utara itu tercemar kotoran hewan ternak dari wilayah Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
“Jadi intinya memang kalau kotoran hewan ini adalah menjadi salah satu sumber pencemar yang ada di DAS (daerah aliran sungai) Citarum Besar. Yang pasti untuk yang coli ini cukup tinggi, sudah melampaui baku mutu,” kata Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Pengendalian Dampak Lingkungan pada DLH Jabar, Resmiani saat dikonfirmasi, Jumat (2/5/2025).
Resmiani mengatakan, E.coli merupakan bakteri yang hidup pada tinja, karena itu pencemaran limbah kotoran hewan ternak ini harus segera dilakukan penanganan dari wilayah hulu hingga hilir oleh semua stakeholder terkait.
Pasalnya, aliran sungai dari tiga hulu di kawasan Bandung Utara ini menjadi salah satu sumber baku air bersih di wilayah Kota Bandung.
BACA JUGA: Tugaskan Siswa Gambar Alat Vital, Ini Klarifikasi Guru Biologi SMAN di Bandung Barat
“Memang untuk penanganannya harus segera untuk dilakukan di hulunya juga. Salah satu peneman manfaat ini adalah sumber air minum sebetulnya untuk kota Bandung, sehingga ini harus menjadi perhatian semua pihak,” kata Resmiani.
“Kalau dari DLH tentunya kami berusaha untuk bisa melakukan pemetaan terlebih dahulu dan kami sangat tergantung dari kerja sama seluruh stakeholder untuk bisa melakukan pengendaliannya bersama-sama,” tambahnya.
Menanggapi hal ini, Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail menyebut, pihaknya sudah menugaskan Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) untuk melakukan kajian terkait kebutuhan untuk menuntaskan masalah tersebut.
“Kotoran hewan di saluran air bukan cuma soal bau dan warna. Ini soal kesehatan, lingkungan dan wajah daerah kita. Bukan saatnya saling melempar tanggung jawab. Dinas harus sigap, koperasi harus hadir, peternak harus diberdayakan,” kata Jeje.