JABAR EKSPRES – Komite Investigasi Insiden Kebakaran di Pelabuhan Shahid Rajaee mengumumkan pada Senin malam (28/4) waktu setempat bahwa mereka telah melakukan sejumlah pertemuan dengan para ahli lintas disiplin.
Dari hasil diskusi tersebut, komite menyimpulkan bahwa pelanggaran terhadap prinsip keselamatan dan kegagalan memenuhi standar pertahanan pasif telah terbukti. Temuan ini telah disampaikan kepada seluruh anggota komite.
Selain itu, komite juga menemukan berbagai ketidaksesuaian dalam beberapa aspek. Saat ini, lembaga keamanan dan badan peradilan sedang bekerja intensif untuk mengidentifikasi pihak-pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Penentuan penyebab pasti kebakaran membutuhkan investigasi menyeluruh dari berbagai sudut, termasuk analisis laboratorium dan pemeriksaan teknis mendalam.
BACA JUGA: Mulai Juni 2025 SIM Indonesia Berlaku di 8 Negara ASEAN, ini Daftarnya
BACA JUGA: Putin Umumkan Gencatan Senjata Tiga Hari di Ukraina
Meski proses ini kompleks, investigasi tetap berlangsung tanpa penundaan, dan hasil akhirnya akan diumumkan kepada masyarakat secepatnya, menurut pernyataan resmi komite.
Pada hari yang sama, Menteri Dalam Negeri Eskandar Momeni menyebut “kelalaian” sebagai penyebab utama ledakan besar dan kebakaran hebat di pelabuhan.
Ledakan besar terjadi di Pelabuhan Shahid Rajaee pada 26 April 2025 setelah sebuah truk tangki bahan bakar meledak. Insiden ini memicu kebakaran besar yang berhasil dipadamkan pada Senin.
Pihak berwenang di Provinsi Hormozgan, tempat pelabuhan tersebut berada, mengonfirmasi bahwa kebakaran telah berhasil dikendalikan. Namun, jumlah korban tewas akibat ledakan dan kebakaran susulan meningkat menjadi 70 orang. Mereka juga memperkirakan proses pembersihan puing-puing akan memakan waktu sekitar 20 hari.*
SUMBER: ANTARA