JABAR EKSPRES – Program pembersihan massal atau clean up sampah di Kota Cimahi yang berlangsung sejak 21 hingga 27 April 2025 resmi berakhir.
Hasilnya, sebanyak 544 ton sampah berhasil diangkut dari berbagai titik ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat.
“Alhamdulillah clean up sampah sudah berjalan, ada 544 ton sampah atau 114 ritase yang kita clean up,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi, Chanifah Listyarini saat dikonfirmasi, Selasa (29/4/2025).
BACA JUGA: Terindikasi Mengandung Porcine, Disdagkoperin Cimahi Tarik dari Peredaran Permen Marshmallow
Chanifah menjelaskan, kegiatan bersih-bersih ini tidak hanya menyasar 14 TPS resmi yang dikelola Pemkot Cimahi, tetapi juga menyentuh TPS liar yang kerap muncul di berbagai sudut kota.
“Jadi itu tak hanya TPS kita, tapi tumpukan sampah yang bukan TPS juga kita angkut,” ungkapnya.
Meski program clean up ini cukup masif, Chanifah tak menampik masih ada sejumlah tumpukan sampah liar yang belum terangkut sempurna.
“Walaupun memang masih ada beberapa titik yang ada (sampahnya), terutama di jalur yang kami sengaja tidak clean up lagi, karena masyarakat buang sampah liar. Sudah bersihin, ada lagi, ada lagi. Diperkirakan ada 4 ritase,” ujarnya.
BACA JUGA: Pemkot Cimahi Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana, Early Warning System Akan Dipasang
Chanifah menyebut, tumpukan liar tersebut muncul di beberapa titik karena perilaku warga yang tetap membuang sampah sembarangan, meski lokasi sebelumnya sudah dibersihkan.
Menanggapi hal ini, DLH Kota Cimahi berencana mengambil langkah lebih tegas. Hari ini, pihaknya akan menggelar rapat lintas sektoral untuk membahas strategi penanganan tumpukan liar yang tersisa.
“Jadi kan di TPS kita udah bersih, ini wilayah yang masih ada tumpukan liar. Sudah kita bersihkan, ada lagi, ada lagi. Kami hari ini rapat, kita pikirkan, nanti masyarakat yang buang sampah harus dibuat pelajaran, kami sedang memikirkan seperti apa,” tegas Chanifah.
Menurutnya, tindakan tegas terhadap pembuang sampah sembarangan perlu segera diterapkan agar kejadian serupa tidak terulang. (Mong)