JABAR EKSPRES – Jalan Angsana Gunung Kelir di Desa Neglasari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, kembali dilanda longsor pada Sabtu (19/4/2025) malam saat wilayah tersebut diguyur hujan deras.
Kejadian ini merupakan yang kedua kalinya dalam kurun waktu terakhir, dengan longsoran mencapai kedalaman 30 meter dan panjang sekitar 200 meter. Diduga, pergerakan tanah yang diperparah oleh hujan deras menjadi pemicu utama bencana tersebut.
Menurut keterangan warga setempat, Dede, lokasi tersebut merupakan area rawan pergerakan tanah yang telah lama ditandai dengan retakan-retakan besar.
“Saat hujan turun deras, retakan itu semakin melebar dan akhirnya memicu longsor,” ujarnya, Minggu (20/4/2025).
BACA JUGA: Wali Kota Banjar Pastikan Program Kartu Berdaya Terealisasi Tahun Ini
Longsor kali ini tidak hanya merusak bahu jalan yang sebelumnya sudah diperbaiki Pemkab Ciamis, tetapi juga menggerus sisa bahu jalan lama dan mengancam struktur jalan yang baru dibangun.
Sebelumnya, longsor di ruas jalan tersebut sempat membuat akses lalu lintas terputus.
Pemkab Ciamis telah melakukan upaya perbaikan dengan menggeser posisi bahu jalan, namun upaya tersebut kembali terancam akibat aktivitas tanah yang tidak stabil.
“Ada beberapa keluarga yang sudah mengungsi karena lokasi rumahnya berdekatan dengan lokasi longsoran tanah,” tambah Dede.
Tak hanya di jalan raya, bencana serupa juga terjadi di belakang kantor Desa Neglasari, di mana sebuah tebing longsor hingga menimpa rumah warga. Akibatnya, bagian bilik rumah tersebut jebol dan rusak parah.
BACA JUGA: Motif Asmara Dibalik Pembunuhan Wanita di Kamar Kos Ciamis
Dede menegaskan, saat ini terdapat beberapa titik rawan longsor di desa tersebut yang dipicu oleh pergerakan tanah aktif.
Pihak Desa Neglasari dan Pemkab Ciamis kini tengah memantau perkembangan kejadian tersebut. Warga diharapkan tetap waspada, terutama saat musim hujan, mengingat kerentanan wilayah tersebut terhadap bencana geologis.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun kerugian material masih terus didata. (CEP)