Dari Karung Goni dan Benang Wol, Puka Menjahit Asa Bersama Teman Disabilitas

Perajin disabilitas menyelesaikan produksi kerajinan aksesoris di Yayasan Kreasi Pulas Katumbiri, Kota Bandung, Rabu (16/4). Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
Perajin disabilitas menyelesaikan produksi kerajinan aksesoris di Yayasan Kreasi Pulas Katumbiri, Kota Bandung, Rabu (16/4). Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

Di sebuah ruangan sederhana di Kota Bandung, tangan-tangan telaten menyulam harapan. Benang demi benang disematkan pada kain dengan pola-pola yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga sarat makna.

Muhamad Nizar, Jabar Ekspres.

Pada Rabu (16/4) siang. Di sudut ruangan itu, seorang perajin disabilitas tengah fokus menyelesaikan produksi kerajinan aksesoris. Di balik keheningan kerjanya, tersimpan semangat yang menyala. Mereka adalah bagian dari Yayasan Kreasi Pulas Katumbiri, atau akrab disebut Puka. Sebuah rumah yang lahir dari hobi menjadi ruang pemberdayaan.

“Ini Puka awalnya hobi saya,” ujar sang pendiri, Dessy Nur Anisa Rahma (32 tahun), ketika ditemui Jabar Ekspres.

“Waktu itu masih keteteran karena self manufacture,” kisah Dessy.

Baca Juga:Jadi Pusat Kuliner Modern, Bupati Herdiat Buktikan Relokasi PKL Tanpa KonflikRUPS Bank BJB, Angkat Helmy Yahya dan Bossman Mardigu Jadi Komisaris

Tahun berikutnya, ia mencari mitra yang sejalan, hingga akhirnya bertemu dengan SLB di Garut, kampung halamannya. SLB yang selama ini hanya memajang hasil karya siswanya, kini menemukan jalan baru: menjual dengan nilai.

Satu bulan kerja sama, dampaknya terasa. Tak hanya unik dan lucu, produk mereka punya cerita.

“Kami mulai menjaring alumni SLB supaya karya mereka dikenal lebih luas,” tambah Dessy.

0 Komentar