Benahi Kualitas Pendidikan, Bupati Bandung: Tak Mau Lagi Ada Kelas Pagi, Siang dan Sore!

JABAR EKSPRES – Bupati Bandung Dadang Supriatna berencana akan membenahi Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dengan Fokus pada kemampuan dan kualitas Pendidikan.

“Dan kedepannya kita akan merevitalisasi supaya menjadikan performance dan tempat pendidikan sarana pendidikan Kabupaten Bandung saya tidak mau lagi ada kelas pagi, siang dan sore, nggak mau. Pokoknya semua harus belajar pagi,” kata Bupati Bandung Dadang Supriatna di Soreang, Senin (10/2/2025).

Kang DS sapaan akrabnya menyoroti juga terkait masalah Pendidikan yang sering memberatkan orang tua.

“Termasuk seragam, buku tulis, sudahlah berikanlah kepada orang tuanya masing-masing, nggak usah ditentukan oleh sekolah. Kita di Kabupaten Bandung SD saja hampir 1369 SD. SMP hampir 300-an. Ya kan yang menjadikan kewenangan Kabupaten,” terangnya.

BACA JUGA: Soal Wacana Larangan Study Tour, Bupati Bandung Siapkan Tempat Edukasi untuk Siswa

“Saya enggak mau ada cawe-cawe minta uang ini, enggak maulah. Sudah dari awal juga kita mah sudah berhentikan. Korwil sudah saya bubarkan,” sambungnya.

Selain itu, Kang DS juga mendukung adanya wacana larangan study tour sekolah-sekolah oleh Gubernur Jawa Barat Terpilih Dedi Mulyadi.

Terlebih melihat kondisi ekonomi masyarakat di Kabupaten Bandung masih terbilang rendah dengan rata-rata per kapita sekitar Rp 11 juta per tahun.

“Ya, kalau saya melihat kondisi orang tua saat ini dengan punten contohnya di Kabupaten Bandung daya beli masyarakatnya ini kan baru Rp11.000.000 per kapita. Artinya masih dalam konteks kebutuhannya dasar. Nah, memang tidak semua anak orang tuanya ada yang kaya, menengah ke atas dan lainnya,” ujarnya saat ditemui di Soreang, Senin (10/2/2025).

Dengan kondisi ekonomi yang terbatas itu, Dadang menyatakan sepakat dengan pernyataan Gubernur Jawa Barat yang menilai study tour terutama yang jauh tidak perlu dilakukan terlalu sering.

BACA JUGA: Pj Bupati Bandung Barat Pastikan PKG Berjalan Lancar di 32 Puskesmas, Ini Katanya!

“Maka saya sepakat apa yang di statement-kan oleh Pak Gubernur terpilih bahwa tidak usah ada studi tour dan sebagainya. Kalau itu misalkan akan ada boleh, tapi jangan terlalu sering. Misalkan dalam waktu 6 tahun ini cukuplah cuma satu kali lah kan gitu ya. Artinya mengenal pemahaman dunia luar atau tempat-tempat yang studinya memang sesuai dengan kapasitas,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan