Puskesmas Sempur Bogor Disomasi, Buntut Dugaan Intimidasi Pasien

JABAR EKSPRES – Kantor Hukum Sembilan Bintang & Partners Law melayangkan somasi kepada Kepala Puskesmas Sempur Kota Bogor terkait dugaan pelayanan kesehatan yang tidak profesional dan tindakan intimidasi terhadap klien mereka, K.H. Adi Wijaya.

K.H. Adi Wijaya sendiri disebut-sebut merupakan salah satu tokoh agama di Kota Bogor.

Somasi tersebut dilayangkan setelah klien mereka mengalami kesulitan dalam mendapatkan layanan kesehatan, serta diduga menerima ancaman setelah melaporkan kejadian tersebut.

Kuasa hukum korban, Rd. Anggi Triana Ismail dari Kantor Hukum Sembilan Bintang, menjelaskan bahwa kejadian bermula pada Rabu, 22 Januari 2025, ketika K.H. Adi Wijaya bersama istrinya mengunjungi Puskesmas yang berlokasi di wilayah Kecamatan Bogor Tengah tersebut untuk mendapatkan layanan di Poli Gigi.

BACA JUGA: 9 PSK Terjaring Razia di Kabupaten Bogor, 291 Miras Disita Satpol PP

“Setelah mendaftar, mereka diberitahu bahwa dokter gigi tidak tersedia, meskipun masih dalam jam operasional. Tanpa penjelasan lebih lanjut, mereka diminta untuk kembali keesokan harinya,” ujar Anggi kepada Jabar Ekspres pada Jumat (7/2).

Merasa pelayanan tersebut tidak sesuai dengan standar, K.H. Adi Wijaya mempertanyakan alasan ketidakhadiran dokter gigi.

Namun, petugas yang berjaga saat itu tidak memberikan penjelasan resmi dan hanya menegaskan agar mereka kembali di hari berikutnya.

“Setelah melaporkan kejadian ini ke layanan pengaduan kesehatan, K.H. Adi Wijaya justru menerima panggilan telepon dari seseorang yang mengaku dekat dengan pejabat daerah Kota Bogor, Dedie Rachim,” ungkap dia.

Menurutnya, penelepon tersebut berbicara dengan nada tinggi dan diduga mengintimidasi K.H. Adi Wijaya untuk mencabut pengaduannya.

BACA JUGA: Polemik Kegagalan Operasional Biskita Trans Pakuan Bogor di Kacamata Pengamat

Tak hanya itu, seseorang juga mendatangi rumah K.H. Adi Wijaya dan diduga melakukan tindakan kekerasan yang menyebabkan luka psikis yang mendalam.

“Kami geram dan murka melihat klien kami diperlakukan tidak manusiawi. Apalagi korban adalah seorang tokoh agama,” geramnya.

“Ini bisa merusak citra Kota Bogor jika oknum-oknum seperti ini dibiarkan,” imbuh Anggi.

Untuk itu pihaknya meminta Kepala Puskesmas Sempur untuk memberikan klarifikasi resmi terkait ketidakhadiran dokter gigi pada jam pelayanan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan