JABAR EKSPRES – Kondisi sepinya pengunjung di Pasar Atas Kota Cimahi menyebabkan sejumlah pedagang meninggalkan kios mereka.
Sejumlah pedagang mengeluhkan tingkat aktivitas pasar terus menurun, mengakibatkan kesulitan income bagi sebagian besar pedagang di sana.
Rudy Supriyadi (55), salah satu pedagang di Pasar Atas Cimahi, mengungkapkan bahwa jumlah pedagang aktif saat ini hanya sekitar 30-40 persen dari total sebelumnya.
“Ada juga beberapa pedagang yang keluar dari kiosnya. Karena mungkin mereka merasa tidak sepadan dengan pendapatan, jadi mereka keluar. Hampir 50 orang pedagang sih pergi,” ujarnya kepada Jabar Ekspres, Jumat (17/1/25).
Namun, Rudy menilai situasi ini tidak sepenuhnya berlaku untuk semua pedagang, karena ada sebagian yang masih bertahan berkat pelanggan tetap.
“Untuk saya pribadi, kan saya ada langganan, jadi tidak terlalu sepi. Sisanya pada mengeluhkan saja (sepi), itu kalau dilihat secara global. Tapi kalau secara individu, masing-masing berbeda,” tambahnya.
Rudy juga menduga sepinya pengunjung disebabkan oleh peralihan masyarakat ke sistem belanja daring yang lebih praktis.
Meskipun beberapa pedagang di Pasar Atas sudah mulai menggunakan platform belanja online, tidak semua mampu mengikuti tren ini.
“Online di sini sudah berjalan, tapi tidak semua pedagang bisa menggunakan online sih,” jelas Rudy.
Pemerintah Kota Cimahi meluncurkan program ASN Kota Cimahi Bersama Cintai Pasar Rakyat (ASN Bercitra) untuk meningkatkan kunjungan ke pasar tradisional.
Program ini, menurut Rudy, sebenarnya sudah lama diajukan oleh paguyuban pedagang Pasar Atas dan baru direalisasikan oleh Pemkot Cimahi saat ini.
“Mungkin program pemerintah ini program yang dari dulu diajukan, namun sekarang ditindaklanjuti lagi oleh paguyuban Pasar Atas,” ujarnya.
Sementara itu Pj Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi, menjelaskan program ini merupakan bagian dari inisiatif Pemkot Cimahi untuk menghidupkan kembali pasar tradisional di kota tersebut.
“Dalam hal ini sekarang mulai di Pasar Atas, agar penjual semakin banyak pengunjungnya atau pembelinya,” kata Dicky.
Ia mengaku, laporan mengenai penurunan jumlah pengunjung menjadi alasan utama di balik program ini. Dicky berharap pasar tradisional bisa kembali menjadi pusat aktivitas ekonomi sekaligus tempat rekreasi.