BACA JUGA: Akses kemdikbud.go.id untuk Cek Penerima Bantuan PIP Cair Desember 2024
4. Melunasi Utang sebagai Simbol Kepulangan
Mimpi mengenai pelunasan utang juga dapat ditafsirkan sebagai simbol dari kepulangan setelah perjalanan panjang.
Dalam hal ini, melunasi utang dianggap seperti menunaikan kewajiban yang tertunda, sama seperti seseorang yang pulang dari perjalanan untuk menyelesaikan urusannya.
Oleh karena itu, mimpi ini bisa menjadi pertanda bahwa seseorang akan segera kembali atau menyelesaikan suatu perjalanan penting dalam hidupnya, baik itu perjalanan fisik maupun perjalanan spiritual.
5. Tanda Bertobat dan Menunaikan Kewajiban Tertunda
Mimpi melunasi utang juga dapat diartikan sebagai pertanda bahwa si pemimpi akan segera bertobat atau menunaikan kewajiban yang sebelumnya tertunda.
Ini bisa berhubungan dengan kewajiban agama, seperti beribadah dengan lebih tekun, atau kewajiban sosial lainnya, seperti membayar hutang yang belum dilunasi.
Mimpi ini menunjukkan usaha untuk melepaskan diri dari beban moral atau masalah yang berkaitan dengan tanggung jawab yang belum diselesaikan.
6. Introspeksi Diri dan Perbaikan
Tafsir lainnya mengatakan bahwa mimpi ini mengisyaratkan perlunya introspeksi diri dan perbaikan.
Mimpi melunasi utang dapat mengingatkan seseorang untuk lebih sadar terhadap tanggung jawab pribadi, baik dalam hubungan dengan Allah maupun sesama manusia.
Ini adalah ajakan untuk segera menyelesaikan kewajiban yang tertunda dan memperbaiki kesalahan di masa lalu.
BACA JUGA: Cara Daftar Bansos 2025 Online Lewat HP, Penuhi Kriteria ini Terdaftar Penerima PKH dan BPNT
Tafsir Ibnu Sirrin dalam Kitab Tafsir Ahlam
Ibnu Sirrin, seorang ahli tafsir yang terkenal, memberikan penjelasan mengenai mimpi melunasi utang dalam kitab Muntakhab al-Kalam fi Tafsir al-Ahlam.
Dalam tafsirnya, Ibnu Sirrin menjelaskan bahwa “barang siapa yang melihat dirinya melunasi utang atau memenuhi suatu hak, maka itu menandakan bahwa ia akan menyambung tali silaturahim, memberi makan orang miskin, serta dimudahkan dalam urusan yang sulit, baik urusan agama maupun dunia. Dikatakan pula bahwa melunasi hak adalah pertanda kembali dari perjalanan, sebagaimana kembali dari perjalanan juga dianggap sebagai pelunasan hak” (Ibnu Sirrin, Muntakhab al-Kalam fi Tafsir al-Ahlam, 1990: 282).