Penerapan QR Code untuk BBM Subsidi, Sejumlah Warga di Bandung Ngeluh

JABAR EKSPRES – Sejak diterapkan aturan wajib QR code untuk pengisian BBM subsidi memicu keresahan serta keluhan dari masyarakat. Keluhan itu muncul mulai dari gangguan sistem hingga proses yang dianggap lambat. Tak hanya itu, kebijakan baru ini juga membuat antrean panjang di SPBU.

Pengguna diwajibkan untuk mendaftar melalui aplikasi MyPertamina dan memindai QR code saat melakukan pengisian BBM di SPBU. Di Kota Bandung,  sudah mulai diterapkan sistem QR code untuk pengisian BBM bersubsidi, terlihat di beberapa pom bensin sejumlah wilayah sudah terpampang banner terkait sejak Senin (26/8/24).

Supandi Ahmad (54), seorang sopir angkot Margahayu-Ledeng yang telah bekerja selama 15 tahun mengaku banyak kendala yang membuat penerapannya tidak efektif di lapangan. Salah satu masalah yang sering dihadapi adalah barcode yang tertinggal di mobil saat berganti shift sopir.

 

“Di mobil kami ada dua sopir, jadi kadang lupa dan barcode terbawa sama sopir yang lain. Akibatnya, saya tidak bisa mengisi Pertalite,” ujar Supandi saat ditemui Jabar Ekspres di Terminal Margahayu.

Supandi menyampaikan sempat mengalami kendala saat mendaftar untuk mendapatkan QR code yang dibutuhkan dalam program subsidi ini.

“Proses daftarnya lama, QR code-nya tidak keluar-keluar,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Supandi juga mempertanyakan ketepatan sasaran dari subsidi ini. Ia merasa masih banyak mobil-mobil mewah yang justru bisa menikmati BBM bersubsidi.

“Saya lihat mobil mewah masih bisa isi Pertalite. Buat apa ada barcode kalau begitu?,” katanya dengan nada kecewa.

Ia juga menekankan pentingnya ketegasan pemerintah dalam mengawasi pelaksanaan aturan ini, agar subsidi benar-benar tepat sasaran.

“Harus tepat sasaran, subsidi ini jangan salah sasaran, pemerintah harus lebih tegas. Pernah saya negur ke pegawai SPBU, ‘kok mobil begitu masih bisa isi Pertalite?’ Tapi tidak ada ketegasan dari pihak atasan mereka,” keluhnya.

Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa aturan yang sudah ada tidak berjalan dengan efektif di lapangan.

“Masih banyak juga unit angkot di sini yang belum dapat QR code, padahal sudah daftar, prosesnya sangat lama,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan