BPBD Sumedang: Ada 26,17 Hektare Lahan Terdampak Akibat Karhutla Periode Agustus 2024

JABAR EKSPRES – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang mencatat pada musim kemarau tahun ini banyak terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Sumedang, Atang Sutarno mengatakan, pihaknya telah mengatasi lebih dari 10 kejadian Karhutla untuk periode Agustus 2024.

“Kalau ditotalkan pada bulan Agustus 2024 saja, kita mencatat ada 13 kejadian Karhutla dan semua teratasi,” katanya kepada Jabar Ekspres, Senin (9/9).

Atang menerangkan, peristiwa Karhutla yang berhasil ditangani itu, selain upaya anggotanya juga tak lepas dari kontribusi stakeholder terkait.

“Bersama Polisi, TNI dan para relawan beserta warga masyarakat. Karena di awal laporan ada kejadian kebakaran lahan, kita langsung menuju lokasi dan di sana kita dibantu bersama stakeholder tadi,” terangnya.

BACA JUGA: Pengamat Sebut Upaya Memajukan Bandung Timur tak Didukung Infrastruktur yang Baik

Atang menjelaskan, secara teknis penanganan bencana Karhutla yang terjadi di beberapa titik wilayah Kabupaten Sumedang, berjalan lancar tanpa ada kendala di lapangan.

“Alhamdulillah beres semuanya selesai tertangani, kebakarannya berhasil dipadamkan dan tidak ada korban jiwa,” jelasnya.

Atang mengungkapkan, apabila dijumlahkan secara keseluruhan, lahan yang terbakar di musim kemarau periode Agustus 2024, totalnya seluas 26,17 hektare terdampak.

“Bisa dibilang Agustus cukup mengalami peningkatan bencana Karhutla, luasnya yang terdampak 26,17 hektare lahan sawah dan perkebunan,” ungkapnya.

Atang memaparkan, untuk wilayah Kabupaten Sumedang yang jadi perhatian di tengah musim kemarau ini, adalah potensi terjadinya Karhutla.

Bencana kekeringan hingga menimbulkan Karhutla diakui sudah banyak terjadi, sebab sebagian besar wilayah Kabupaten Sumedang dikelilingi ladang perkebunan hingga perhutanan.

Oleh karenanya, Atang menambahkan, apabila ada percikan api dinilai di area perkebunan atau pesawahan yang sudah mengering, dinilai rawan terbakar dan tergolong api mudah membesar.

“Kalau kekeringan, di wilayah Kabupaten Sumedang itu ketika kemarau biasanya, bisa 60 sampai 70 persen mengalami kekeringan,” paparnya.

Atang menyampaikan, terkait daerah yang selalu jadi perhatian ketika kemarau melanda, ada di wilayah Sumedang Selatan.

Menurutnya, dari presentase yang disebutkan, di wilayah Kabupaten Sumedang pihaknya telah mendata daerah-daerah, yang masuk kepada daftar kawasan rawan kekeringan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan