JABAR EKSPRES – Hamas mengatakan pihaknya telah menyetujui proposal gencatan senjata dalam perang tujuh bulan di Gaza yang diajukan oleh mediator Qatar dan Mesir, meskipun Israel mengatakan proposal tersebut tidak memenuhi tuntutannya.
Ismail Haniyeh, kepala biro politik gerakan Hamas, melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dan dengan Menteri Intelijen Mesir, Abbas Kamel, dan memberi tahu mereka tentang persetujuan Hamas atas tindakan mereka.
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kesepakatan yang diusulkan tidak memenuhi tuntutan Israel dan pihaknya akan mengirim delegasi untuk bertemu dengan para perunding.
“Meskipun proposal Hamas jauh dari persyaratan yang diperlukan Israel, Israel akan mengirimkan delegasi kerja ke mediator untuk memanfaatkan kemungkinan mencapai kesepakatan di bawah kondisi yang dapat diterima oleh Israel,” katanya dalam sebuah postingan di X.
BACA JUGA: Saat KTT OKI Menlu Turki Ajak Negara Muslim untuk Menekan Israel Akhiri Perang
Rincian lengkap dari proposal gencata senjata Gaza yang terdapat tiga fase.
Khalil al-Hayya, anggota biro politik Hamas, mengatakan, proposal Qatar-Mesir mencakup penarikan pasukan Israel dari Gaza dan kembalinya warga Palestina yang terlantar ke rumah mereka serta pertukaran tawanan Israel dan tahanan Palestina.
Usulan tersebut mencakup gencatan senjata tiga tahap, masing-masing tahap berlangsung selama 42 hari, menurut al-Hayya.
Pada tahap pertama, negosiasi tidak langsung melalui mediator mengenai pertukaran tawanan dan tahanan akan dilanjutkan.
Penarikan sebagian pasukan Israel dari daerah tertentu juga akan terjadi bersamaan dengan kembalinya keluarga pengungsi ke rumah mereka tanpa hambatan dan aliran bantuan dan bahan bakar ke Gaza.
Pada fase kedua, kata al-Hayya, akan ada penghentian total dan permanen aktivitas militer di Gaza.
Fase terakhir akan fokus pada permulaan rekonstruksi di Gaza pascaperang, yang diawasi oleh Mesir, Qatar, dan badan-badan PBB, katanya.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan Washington akan menahan penilaian atas pengumuman Hamas sampai mereka punya waktu untuk meninjaunya sepenuhnya.
“Saya dapat mengonfirmasi bahwa Hamas telah mengeluarkan tanggapan. Kami sedang meninjau tanggapan tersebut sekarang dan mendiskusikannya dengan mitra kami di kawasan,” katanya.