Perubahan Strategi Pengelolaan Sampah Kota Cimahi Pasca Larangan di TPA Sarimukti

CIMAHI, JABAR EKSPRES – Sejak larangan pembuangan sampah organik di TPA Sarimukti, pengolahan sampah organik dilakukan di setiap wilayah. Pj Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi, menyatakan bahwa Kota Cimahi masih memiliki kuota untuk pembuangan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.

“Semenjak TPA Sarimukti melarang membuang sampah organik, maka sampah organik kita olah di setiap wilayah,” ungkap Dicky pada wartawan belum lama ini.

Dicky Saromi mengatakan keberhasilan Grak Ompimpah dapat diukur dari kemampuan BSU dalam menangani limbah.

“Saya juga sudah beberapa kali mengstrategikan dengan kewilayahan termasuk Grak Ompimpah yang bergandengan tangan dengan BSU (Bank Sampah Unit),” kata Dicky.

Beberapa jenis sampah, seperti sampah yopeliu, Dicky telah dicatat dan akan tetap disimpan untuk kemudian diolah, termasuk yang berlokasi di Santiong.

BACA JUGA: Dikeluhkan Warga Karena Banjir Sampah, TPS Perbatasan Cimahi-KBB Ditutup

“Pada tahun 2024, kami berencana melaksanakan praktik pertanian organik di wilayah ini melalui metode pengomposan dan teknik lainnya,” katanya.

Dicky menegaskan, pada dasarnya, masih tersedia kuota untuk pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti bagi kota tentara itu.

“Karena Cimahi kedepannya akan mengarah zero TPA sampah organik sudah mulai kita atasi,” pungkasnya

Sama halnya dengan yang dikatakan oleh Kadis Lingkungan Hidup Kota Cimahi, Chanifah Listyarini, pengolahan sampah di Kota Cimahi sudah dilakukan sebelum terjadinya kebakaran di TPA Sarimukti.

BACA JUGA: Semua RW di Kota Cimahi Wajib Miliki Bank Sampah

“Pengolahan sampah melibatkan proses mekanis dari penerimaan sampah, pemilahan, penggilingan, peninjauan, hingga penghancuran,” ucapnya pada Jabar Ekspres melalui seluler, Sabtu 3 Februari 2024.

Menurutnya, TPS Lebaksaat akan mengolah kompos organik dengan kapasitas 10 ton melalui pemeliharaan larva. Sementara itu, 40 ton sisanya akan digunakan untuk dicampur menjadi bahan bakar padat.

“Sebagian dari 40 ton sisanya akan digunakan untuk pencampuran menjadi bahan bakar padat, dengan harapan tersisa 30 ton untuk mencapai tujuan zero land fill,” ucapnya. (Mong)

BACA JUGA: Cimahi Terancam Jadi “Lautan Sampah”, Pemkot Imbau Warga Pilah Sampah

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan