Ratusan Ton Ikan KJA di Waduk Saguling Mati, Diduga Akibat Limbah Industri

JABAR EKSPRES – Kematian massal ikan budidaya di keramba jaring apung (KJA) di Waduk Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) kembali terjadi.

Berdasarkan data dari Pengelola Kesehatan Ikan dan Lingkungan pada Dinas Peternakan dan Perikanan (Dispernakan) Bandung Barat, kematian massal 150 ton ikan keramba itu sudah terjadi sejak pertengahan November hingga Desember 2023.

“Data sementara yang kami catat 150 ton. Diperkirakan ratusan ton ikan nila dan ikan mas milik puluhan petani yang mati. Kerugian petani miliaran rupiah,” ujar Pengelola Kesehatan Ikan dan Lingkungan pada Dispernakan Bandung Barat, Iip Kusyaman, Selasa (12/12/2023).

Menurutnya, faktor kematian ratusan ton ikan keramba itu bukan hanya akibat peralihan musim atau upwelling. Tapi juga diduga oleh tingginya kadar pencemaran air dari hulu. Mulai dari limbah aktivitas industri hingga kegiatan pertanian.

BACA JUGA: Cuaca Ekstrem, Kematian Ikan di Waduk Saguling Akibat Fenomena Upwelling

“Kematian mendadak ikan kali ini tak cuma dipicu oleh fenomena alam musiman upwelling, di mana terjadi perpindahan masa air dari dasar ke atas permukaan. Mungkin aktivitas industri dan pertanian. Limbah dari industri kerap dialirkan saat hujan. Kalau pertanian, ada unsur pestisida yang tergerus dan terbawa ke sungai,” terangnya.

Menurutnya, kejadian kematian ikan KJA Waduk Saguling dipicu dua peristiwa banjir bandang, pada 14 November 2023 dan 31 November 2023. Besarnya debit air membawa berbagai jenis limbah yang semuanya bermuara di Saguling. Jadi ikan-ikan ini harus bertahan di tengah ancaman. Mulai dari upwelling, suhu air di bawah rata-rata karena cuaca mendung, ditambah adanya kadar limbah dari hulu.

“Justru saya menduga bukan dari pestisida saja, ada oknum pengelola Ipal pabrik dibuka saat banjir. Jadi selain faktor alam kondisi mendung sehingga suhu air turun, diperparah limbah,” papar Iip.

BACA JUGA: Ribuan KJA di Zona Merah Perairan Waduk Saguling Bakal Ditertibkan

Menurutnya, jika direrata harga ikan Rp20 ribu per kilogram, kerugian akibat kematian massal ikan 150 ton ini ditaksir mencapai Rp3 miliar lebih. Jumlahnya bisa terus bertambah karena kematian ikan ini masih terus berlangsung hingga kini meski kejadiannya mulai menurun tak seperti pada akhir November.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan