Menelisik Kondisi Halte Bus TMB di Jalan Raya Cinunuk Bandung

KABUPATEN BANDUNG, JABAR EKSPRES – Tata kelola lingkungan di wilayah Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung yang tak jauh berbatasan dengan Kecamatan Cibiru, Kota Bandung sampai saat ini masih semrawut.

Bagaimana tidak, selain infrastruktur lalu lintas yang kerap dihantui kemacetan panjang, terutama saat jam sibuk. Persoalan lain pun tergolong belum ada penanganan.

Adapun persoalan tersebut, yakni kondisi memprihatinkan serta gunungan sampah di Pasar Sehat Cileunyi (PSC), terminal liar di sekitar simpang susun Cileunyi termasuk area jembatan Tol Cisumdawu.

Kemudian, halte bus Trans Metro Bandung (TMB) di Jalan Raya Cinunuk, depan Kantor Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi yang sudah tak berfungsi sebagaimana harusnya.

Mengenai halte bus TMB yang sudah tidak berfungsi dan kian kumuh, kini selain jadi tempat pembuangan sampah serta kerap jadi tempat istirahat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Tak jarang, halte itu jadi tempat berkumpulnya kelompok anak jalanan (punk) yang juga berdampak pada terhambatnya lalu lintas.

Bahkan, keberadaan halte bus TMB yang dibangun tepat di trotoar dan nyaris di sempadan sungai itu, menghalangi pejalan kaki khususnya warga yang keluar dan masuk gerbang Kompleks Permata Biru.

BACA JUGA: Trotoar Cibiru Mengenaskan! Banyak Lubang dan Tak Terurus

Salah seorang pengendara sepeda motor, Arul Nasrudin (26) mengaku, tak begitu mengerti keberadaan halte bus TMB di Jalan Raya Cinunuk itu, memang tak ada pemeliharaan atau justru dibiarkan saja kondisinya memburuk.

“Setiap pergi dan pulang kerja sering lewat jalur sini, otomatis kelihatan itu posisi haltenya. Kalau memang gak berfungsi baiknya diratakan saja biar gak jadi tempat diem untuk dipakai minum-minuman keras,” kata Arul kepada Jabar Ekspres, Selasa 28 November 2023.

Menurutnya, keberadaan bangunan yang tak ada pemeliharaan, apalagi jika kondisinya kurang diperhatikan bisa berpotensi digunakan pelaku kejahatan, untuk melakukan aksi kriminalitas.

“Takutnya gitu, bisa jadi tempat diem orang mabuk. Kalau dalam pengaruh alkohol kemungkinan tidak ada niat tapi ada kesempatan, apa memukul, menjambret bahkan rudapaksa saat malam ketika sepi,” ucapnya.

Dia berharap, agar ada langkah positif dari pemerintah, baik pemeliharaan maupun penanganan seperti pembangunan ulang atau diratakan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan