Tular Nalar Bersama Para Mitra Membangkitkan Kepekaan Digital Pemilih Pemula

BANDUNG, JABAR EKSPRES – Tular Nalar 3.0 bersama Mafindo atau Masyarakat Anti Fitnah Indonesia menggelar acara Media Gathering dan Penandatanganan Kerjasama Mitra Tular Nalar 3.0 di Hotel Citarum, Bandung pada Sabtu (25/11).

Dihadiri sejumlah mitra yang bergabung dalam perjanjian kerjasama untuk meningkatkan kapasitas literasi digital dan pemikiran kritis masyarakat Indonesia, khususnya para pemilih pemula menjelang tahun politik 2024.

Mitra yang hadir dan menandatangani perjanjian kerjasama meliputi Bandung Bergerak, Universitas Informatika dan Bisnis Bandung (UNIBI), Next Generations Indonesia (NXG), Relawan TIK, Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI), Universitas Sangga Buana, Universitas Padjadjaran (UNPAD), dan Universitas Pasundan (UNPAS). Bersama-sama, mereka berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat agar mampu menyaring informasi di era digital yang penuh tantangan.

Pada sesi talkshow bertajuk #GenZBisaMilih: Kepekaan Digital Pemilih Pemula, perwakilan dari KPU Jabar, NXG, dan Jabar Bergerak Zillenial memberikan pandangan unik dari perspektif generasi masing-masing. Moderator handal, Fajar Eri Dianto dari Relawan TIK, mengarahkan pembahasan pada pengalaman dan sudut pandang antar generasi dalam menghadapi isu digital.

Ketua KPU Bandung, Suharti, memberikan perspektif terkait tantangan informasi digital. “Dengan 56 persen pemilih berasal dari generasi Y dan Z, KPU menghadapi tanggung jawab untuk memastikan alur informasi yang akurat dan terpercaya, terutama di era informasi digital yang rawan disinformasi,” ujarnya.

BACA JUGA: Pupuk Generasi Emas 2045, Program Genius Mulai Digaungkan di Kota Bogor

Ia juga memaparkan upaya KPU untuk mengisi kekosongan informasi dengan merambah ke ranah media sosial. Edukasi politik kepada generasi Z dan milenial akan berjalan efektif ketika dilakukan melalui digital.

Menurut Suharti, 53 persen di Pemilu 2024 pemilih adalah pemilih pemula. “Karena 53 persen dari pemilih kita adalah generasi milenial, generasi Y dan Z, jadi hampir setengah lebih pemilih kita adalah generasi milenial yang sudah sangat dekat dengan dunia digital,” ujarnya.

Sementara itu, Program Manager Tular Nalar 3.0, Santi Indra Astuti, menyoroti permasalahan kebaperan dan stagnasi budaya literasi. Ia menegaskan bahwa perbaikan ekosistem informasi menjadi kunci mengatasi tantangan tersebut.

Di tengah maraknya informasi palsu, tim riset Program Tular Nalar menemukan bahwa konten dis/misinformasi yang paling sering disebarkan adalah konten yang dimanipulasi dengan konsep 3 Kacau IDE (Kacau Isi, Kacau Diri, dan Kacau Emosi) dan patut menjadi perhatian lebih.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan