Akibat Kemarau Panjang, Harga Cabai di Depok Meroket

JABAR EKSPRES – Kemarau panjang menjadikan sejumlah komoditi di pasar tradisional di Kota Depok mengalami kenaikan. Salah satunya cabai rawit merah yang meroket dari Rp55 ribu menjadi Rp75 ribu per kilogram.

Seperti yang dituturkan pedagang sayur di Pasar Musi, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Nasrul, menurutnya ada beberapa dagangannya yang mengalami kenaikan, seperti cabai merah kriting dari semula Rp40 ribu jadi Rp60 ribu.

“Yang terasa di cabai rawit merah, dari Rp50 ribu menjadi Rp75 ribu,” kata Nasrul, Jumat (27/10).

Kemudian jahe dari Rp24 ribu menjadi Rp30 ribu, selanjutnya labu acar dari Rp12 ribu menjadi Rp18 ribu, sedangkan harga labu yang besar biasa dijual satuan Rp2 ribu menjadi Rp5 ribu.

BACA JUGA : Perempatan Mampang Macet Total, Ini Alasannya

“Hanya timun yang turun dari Rp12 jadi Rp10 ribu, Sayuran juga naik, tapi sedikit-sedikit, yang terasa sekali naiknya cabai doang,” kata Nasrul.

Nasrul mengaku tidak tahu penyebab pasti komoditi-komoditi tersebut mengalami kenaikan sejak minggu kemarin, yang jelas saat ia belanja ke agen harganya berbeda tiap hari.

‘Kalau selisih seribu sampai Rp2 ribu mah enggak apa tidak naik, ini naiknya bisa sampai Rp5 ribu. Tiap hari harga berubah,” katanya.

“Memang Oktober biasanya mengalami kenaikan karena musim paceklik, tapi tidak seperti tahun lalu yang harga cabai mencapai Rp100 ribu per kg,” kata Nasrul.

Sementara, pedagang Pasar Agung, Agus Sopian, mengatakan harga cabai di pasar terus memeroket meskipun perlahan menyesuaikan pasokan barang dan harga dari pengepul.

BACA JUGA : Janji Ditutup, TPS Limo Masih Beroperasi, Ini Alasan Pemkot Depok

“Sekarang rawit merah sudah Rp60 ribu, dulu Rp40 ribu,” kata Agus.

Sedangkan, untuk harga komoditas sayur-mayur masih stabil dan cenderung tidak mengalami kenaikan.

“Kalau sayuran sama semua, belum ada kenaikan, bawang merah Rp 25 ribu, tomat Rp 12 ribu,” ungkapnya.

Menurutnya kenaikan harga cabai bukan serta merta membawa keuntungan lebih, malahan membuat omsetnya menurun sekitar 20 persen.

“Kalau harga stabil kan pembeli juga bisa beli banyak, kalau sekarang malah beli sedikit-sedikit,” pungkas Agus. (Mg10)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan