Umar bin Khatab Sebagai Pencetus Sistem Penanggalan Islam di Kalender Hijriah

JABAR EKSPRES- Sistem penanggalan Islam berbeda dari yang umum digunakan. Kalender Hijriah atau kalender Islam didasarkan pada fase bulan, yang terdiri dari 29 hingga 30 hari, dengan hari baru dimulai saat matahari terbenam.

Ayat 189 dari Surat Al-Baqarah menyebutkan, “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji;…”

Munculnya bulan baru menandakan dimulainya hitungan bulan yang baru. Namun, cuaca atau jarak antar negara dapat menyebabkan sulitnya melihat bulan dengan jelas, sehingga awal bulan baru tidak selalu pasti.

Oleh karena itu, para ilmuwan telah mengembangkan berbagai metode untuk membantu memprediksi kapan hilal pertama kali akan terlihat. Meskipun begitu, masih terdapat perbedaan kecil antar negara dalam menentukan awal bulan Ramadhan dan bulan berikutnya, yang menandai berakhirnya puasa.

BACA JUGA : Sejarah Umar bin Khattab saat Memasuki Agama Islam

Penanggalan Islam diperkenalkan oleh khalifah kedua, `Umar ibn Al-Khattab, pada tahun 638 M (16 H). Tujuannya adalah menghindari kebingungan dari berbagai sistem penanggalan yang berbeda yang digunakan pada masanya.

Setelah berkonsultasi dengan para sahabatnya, ia menetapkan Hijrah, yaitu momen ketika Nabi Muhammad SAW berpindah dari Makkah ke Madinah, sebagai titik tolak untuk menetapkan awal era Islam.

Hijrah adalah peristiwa penting dalam sejarah Islam awal dan merupakan momen penting yang mengarah pada berdirinya negara Muslim pertama.

Tahun dalam kalender Islam terdiri dari dua belas bulan, termasuk Muharram, Safar, Rabi` Awwal, Rabi` Thani, Jumada Awwal, Jumada Thani, Rajab, Sya`ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah.

Beberapa tanggal penting dalam kalender Islam termasuk 1 Muharram (Tahun Baru Islam), 10 Muharram (Hari `Asyura’), 27 Rajab (Israa’ dan Mi’raj), 1 Ramadhan (hari pertama bulan puasa), sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan termasuk Laylatul Qadr, 1 Syawal (Idul Fitri), 8 hingga 10 Dzulhijjah (Haji), 9 Dzulhijjah (Hari `Arafah) dan 10 Dzulhijjah (Idul Adha).

Namun, tanggal pasti dari beberapa peristiwa seperti Lailatul Qadr dan peristiwa Isra’ dan Mi`raj Nabi Muhammad SAW belum ditentukan secara pasti, dan terdapat ketidakpastian mengenai tanggal-tanggal tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan