Muslimah di Prancis, Menjerit Meminta Kebebasan dalam Melaksanakan Syariat Islam

JABAR EKSPRES- Setelah mengalami kerusuhan akibat larangan penggunaan jilbab, Prancis kini kembali memicu perhatian dalam konteks Muslimah. Prancis berencana melarang anak perempuan untuk memakai abaya (gaun longgar dan panjang) yang merupakan pakaian tradisional Muslimah di sekolah.

Kebijakan ini diumumkan oleh Menteri Pendidikan Prancis. Praktik melarang simbol-simbol agama sudah lama berlangsung di Prancis. Kehidupan sebagai seorang Muslim di Prancis telah menyajikan sejumlah tantangan. Mereka sering kali menghadapi pelecehan dan diskriminasi semata karena menggunakan hijab.

BACA JUGA : Modis atau Modest? Prancis Bisa Larang Abaya di Sekolah untuk Perempuan Muslim

Kisah ini juga dialami oleh Nadia, seorang mahasiswi kedokteran di Marseille. Pada tahun 2017, saat menjalani pemeriksaan rutin sebelum tugas rotasi di rumah sakit, Nadia mengalami perlakuan kurang menyenangkan dari perawat yang memeriksanya.

Ketika berat badannya dicatat, perawat mengurangi dua kilogram dari hasil timbangan karena menganggap pakaian yang dikenakan Nadia terlalu “berat”. Meskipun Nadia mengenakan rok dan blazer, perawat menganggap hal tersebut sebagai bentuk “penghinaan”.

Ini hanya salah satu contoh dari perlakuan buruk yang sering dialami oleh Nadia sehari-hari. Perawat menunjuk ke pashmina yang dililitkan di kepala Nadia dan mengatakan bahwa Nadia sebaiknya “membiarkan rambut bernapas”, karena mengenakan hijab terus-menerus akan membuat rambutnya rontok.

Tingginya tingkat diskriminasi dan ketidakamanan dialami oleh perempuan Muslim di Prancis. Mereka merasa tidak diperlakukan sebagai warga negara sejati, meskipun mereka bekerja, membayar pajak, dan memberikan perawatan kepada orang sakit. Banyak dari mereka merasa seperti hewan tanpa hak-hak yang layak.

Prancis memiliki komunitas Muslim terbesar di dunia Barat, dengan sekitar empat juta orang Muslim yang merupakan sekitar delapan persen dari total populasi negara.

Meskipun demikian, 44,6 persen penduduk Prancis menganggap Islam sebagai ancaman terhadap identitas nasional. Prancis yang sangat sekuler telah lama berkonflik dengan warga Muslimnya, terutama perempuan yang memakai jilbab.

Fenomena Islamofobia di Prancis terus berkembang dengan adanya regulasi-regulasi yang ditujukan pada Muslim. Pada tahun 2011, Prancis menjadi negara pertama yang melarang perempuan mengenakan niqab atau cadar di tempat umum.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan