Latihan Militer AS-Korea Selatan Diserang Hacker Korea Utara, Informasi Rahasia Nyaris Bocor!

JABAR EKSPRES – Pihak berwenang Korea Selatan telah melaporkan dugaan serangan siber yang didalangi oleh para peretas Korea Utara terhadap latihan militer gabungan yang melibatkan Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Meskipun terjadi serangan, informasi rahasia tetap aman, menurut pernyataan yang dibuat oleh polisi Korea Selatan.

“Dipastikan bahwa informasi terkait militer tidak dicuri,” kata polisi dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, 20 Agustus 2023, dikutip oleh JabarEkspres.com dari Reuters.

Latihan musim panas Ulchi Freedom Guardian selama 11 hari yang akan segera dimulai pada hari Senin, merupakan upaya kolaboratif antara pasukan Korea Selatan dan Amerika Serikat.

BACA JUGA: Rusia Kembali Menghadang Serangan Drone Milik Ukraina, Sebabkan Kepulan Asap Besar!

Latihan ini dirancang untuk meningkatkan kesiapsiagaan mereka dalam menghadapi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara yang terus berkembang.

Korea Utara secara konsisten menyuarakan keberatannya terhadap manuver militer gabungan ini, dengan menuduh bahwa latihan ini merupakan persiapan untuk tindakan invasif oleh Amerika Serikat dan mitranya dari Korea Selatan.

Dikaitkan dengan kelompok siber yang dikenal sebagai Kimsuky, yang diyakini memiliki afiliasi dengan Korea Utara, para peretas yang dicurigai menggunakan taktik berbasis email untuk membobol keamanan kontraktor Korea Selatan yang bekerja di pusat simulasi perang gabungan Korea Selatan-AS.

Badan Kepolisian Provinsi Gyeonggi Nambu telah mengeluarkan pernyataan yang merinci peristiwa ini.

BACA JUGA: Pasukan Militer Tiongkok Gelar Latihan di Sekitar Taiwan sebagai Peringatan Keras

Klaim Korea Utara tentang ketidakterlibatannya dalam serangan siber semakin mendapat sorotan seiring dengan munculnya pengungkapan baru tentang taktik yang digunakan oleh kelompok peretas Kimsuky.

Kelompok ini, yang dikenal dengan operasi sibernya yang mutakhir, secara konsisten menggunakan teknik yang dikenal sebagai “spear-phishing” untuk mengeksploitasi target.

Metode ini melibatkan pembuatan email tipuan yang bertujuan untuk memaksa penerima membocorkan kata sandi atau tanpa disadari mengaktifkan lampiran berbahaya atau hyperlink yang berisi perangkat lunak berbahaya.

Perkembangan terbaru menjelaskan sejauh mana aktivitas Kimsuky, yang tampaknya menantang penyangkalan Korea Utara.

BACA JUGA: Alami Penderitaan di Dalam Tahanan Israel, Ratusan Warga Palestina Lakukan Mogok Makan

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan