JABAR EKSPRES – Bank Indonesia (BI) memastikan bahwa rupiah tidak dapat dipalsukan karena proses pencetakannya menggunakan teknologi canggih yang hanya diketahui oleh bank sentral.
“Pemalsuan rupiah tidak akan bisa dilakukan dengan cara apapun,” ujar Marlison Hakim, kepala pengelolaan uang BI, dikutip dari Antara, Jumat (18/8)
Marlison menjelaskan bahwa ada tiga tingkatan untuk mendeteksi keaslian uang Rupiah. Pertama, dari segi kasat mata dan dapat diraba. Kedua, dari dompet atau penggunaan uang yang dilengkapi dengan teknologi ultraviolet. Level ketiga adalah teknologi di beberapa titik yang hanya diketahui oleh BI.
BACA JUGA : Laut Singapura Untuk Meningkatkan Investasi Shopee di Tengah Kebangkitan TikTok
“Untuk level pertama yang bisa diraba dan dilihat, sangat mudah untuk membedakan mana uang asli dan mana yang palsu, hanya saja tidak untuk level-level yang lain,” jelas Marlison.
Selain itu, lanjut Marlison, proses pencetakan uang tersebut melibatkan tinta khusus yang tidak tersedia bebas di pasaran dan mesin pencetaknya pun khusus dan terbatas. Menurut Marlison, proses ini membuat pemalsuan menjadi lebih sulit.
Menurutnya, metode pembuatan uang palsu biasanya sangat umum, hanya menggunakan printer laser dengan kertas biasa. Sementara itu, uang rupiah didesain dengan teknologi khusus yang tidak bisa dideteksi oleh mesin cetak lain, seperti mesin fotokopi.
“Kalau hanya cetak laser, tidak akan bisa. Kalau Rupiah, meski berwarna, dengan teknologi terkini, tapi hasilnya hitam. Karena ada teknologi yang tersembunyi di dalamnya,” katanya.
BACA JUGA : Dorong Ekonomi Digital, Telkom dan KADIN Sepakat Digitalisasikan UMKM
Marlison mengakui bahwa kasus pemalsuan uang adalah hal yang biasa terjadi, termasuk di banyak negara lain. Namun, ia yakin bahwa rupiah aman dari risiko pemalsuan.
“Pemalsuan di semua negara tetap ada, tapi kalau rupiah tidak mungkin,” imbuh Marlison.
Desain rupiah yang aman juga telah diakui secara global. Hal ini dibuktikan dengan dinobatkannya Rupiah sebagai uang kertas terbaik di dunia untuk tahun emisi 2022 oleh International Monetary Association (IACA).
Pencapaian ini diraih melalui inovasi dan orisinalitas unsur pengaman, integrasi faktor historis dengan konten lokal yang terkait dengan negara penerbit, integrasi efektif faktor kerahasiaan pengaman serta estetika bentuk dan desain uang.
