Mengenal Sejarah Nasi Jamblang, Kuliner Khas Cirebon yang Menyimpan Sejarah Kelam!

JABAR EKSPRES – Apakah kamu ingin merasakan sajian nasi unik? Kalau iya, maka kamu harus merasakan nasi jamblang.

Sampai sekarang, nasi jamblang merupakan hidangan khas Cirebon yang mempunyai banyak peminatnya.

Tentu kehadiran daun jati merupakan ciri khas penyajian nasi jamblang sehingga menarik perhatian.

Daun jati dalam kuliner ini mempunyai fungsi khusus, yaitu menjaga makanan tetap segar sehingga tetap bisa kamu santap walaupun udah berhari-hari.

Sebenarnya, kuliner yang satu ini tetap enak dengan macam-macam lauk. Tapi biasanya, telur cumi, pepes rajungan, ikan panjelan dengan sambal merupakan lauk-pauk yang kerap menemani hidangan yang satu ini.

BACA JUGA: Mengenal Pecel Oranye, Kuliner Khas Tasikmalaya dengan Rasa yang Menggugah Selera

Cerita di Balik Nasi Jamblang

Terlepas dari itu, hidangan ini memiliki nilai sejarah yang membuatnya jadi makanan populer di Cirebon.

Katanya, namanya berasal dari nama suatu desa di Cirebon. Jadi, “Jamblang” itu adalah nama desa di kota yang terkenal sebagai Kota Udang.

Awalnya, kuliner ini erat kaitannya dengan pembangunan jalan Anyer-Panarukan oleh Jenderal Deandles. Warga setempat ikut membangun jalan itu.

Tapi seperti pada masa penjajahan pada umumnya, warga Cirebon kerja membangun jalan itu tanpa upah yang sepadan. Parahnya, banyak pekerja yang meninggal karena kelaparan.

Karena kerjaannya yang eksploitatif dan tak manusiawi, mereka kerja sepanjang hari tanpa henti, jadinya bekal nasi yang mereka bawa dari rumah jadi basi.

BACA JUGA: Kupat Tahu Gempol, Kuliner Bandung Legendaris Semenjak Tempo Doloe

Nilai Historis

Mereka pun mencari cara agar nasi bawaan dari rumah bisa dimakan lebih lama. Akhirnya mereka punya ide cemerlang, yaitu membalut nasi dengan daun jati.

Melansir Indonesia Kaya, nasi jamblang asli bisa tahan sampai tiga hari, asal kamu membuskusnya secara rapi dan erat dengan daun jati.

Ide inovatif itu kemudian digunakan oleh para pejuang Indonesia waktu berperang melawan penjajah, jadi tidak ada masalah kekurangan makanan.

Itulah yang bikin makanan ini punya nilai sejarah yang tinggi. Tidak hanya enak buat lidah, tapi juga jadi bagian penting dalam perjuangan pahlawan untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan