Jabarekspres.com – Kesemrawutan di Pasar Citeureup, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor ditanggapi oleh Perumda Pasar Tohaga.
Kesemrawutan tersebut disebabkan banyaknya para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan dibahu jalan. Sehingga, menyebabkan kemacetan juga.
Direktur Utama Perumda Pasar Tohaga Haris Setiawan mengatakan, kesemrawutan Pasar Citeureup menjadi bagian dari tugas jajaran Tohaga untuk merapikannya.
”Itu memang bagian tugas kami. Kami sudah mulai merapikannya. Sudah mulai ditata,” kata Haris kepada Jabarekspres.com, Rabu (22/2).
Dia menjelaskan, Pasar Citeureup merupakan pasar berstatus non stimulus. Artinya, tidak disubsidi oleh pemerintah.
”Kalau Pasar Citeureup itu sebetulnya mereka beli, bukan subsidi dari pemerintah. Jadi artinya, kan gini, di Tohaga itu ada dua pasar stimulus dan non stimulus,” jelasnya.
”Stimulus itu memang dibangun oleh pemerintah. Artinya, mereka dikasih gratis pedagang. Kalau di Citeureup itu memang non stimulus mereka beli,” terangnya.
Menurutnya, harus ada satu pemahaman bersama antara dinas terkait masalah persoalan PKL yang berjualan pada bahu jalan.
”Nah ini harus ada satu pemahaman, bahwa kami mengelola hanya dilingkungan pagar pasar kedalam. Yang di luar ada jalur PU, kita tidak bisa intervensi itu, bukan kewenangan kita,” ujarnya.
Direncanakan Pasar Citeureup akan dilakukan revitalisasi pada tahun 2032 mendatang.
”Kalo revitalisasi memang harus ada tampungan pasar sementara, tapi kan masih lama itu di tahun 2032 kalo ga salah,” ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Desa Citeureup Marwan menagih hasil kunjungan Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Burhanudin ke Pasar Citeureup.
Sekda bersama jajaran berkunjung ke Pasar Citeureup Kabupaten Bogor pada tahun lalu, namun hingga saat ini kondisi pasar masih dalam keadaan semrawut.
”Sudah setahun lalu Sekda meninjau ke pasar, sampai saat ini belum ke sini lagi dan pasar masih keadaan seperti ini,” sesal Marwan.
Kondisi Pasar Citeureup saat ini terlihat semrawut lantaran kerap terjadi kemacetan di depan pasar. Sebab, banyak PKL berjualan di badan jalan.
”Apakah ini tidak ada perbup atau perdanya? Kalau kayak gini kan merugikan masyarakat banyak,” tegasnya.
Di sisi lain, Seorang warga Citeureup Jajang mengeluhkan kondisi pasar saat ini. Menurutnya kondisi sekitar pasar sudah semrawut, hanya saja para pihak terkait sepertinya tutup mata.