Cerita Tahu Cibuntu yang Masih Terhimpit di Lorong Gang

Perputaran uangnya bisa mencapai ratusan juta per hari. Pengrajin Tahu Cibuntu merupakan penggerak perekonomian warga setempat dan menyerap ribuan pekerja dari skala rumahan.

Hendrik Muchlison, Kota Bandung

Namanya daerahnya adalah kawasan Cibuntu. Tapi jika datang ke wilayah ini, hampir tidak ditemukan jalan buntu.

Kawasan ini banyak sekali lorong-lorong gang sempit dengan kondisi pemukiman padat dengan rumah saling berhimpitan.

Lorong gang di kawasan Cibuntu seperti Labirin, tidak memiliki ujung. Bahkan jika tidak hapal jalan masuk, pasti bisa kesasar dan tidak tahu jalan pulang.

Kawasan yang ada di Jalan Pasirkoja dekat Gerbang Tol itu, merupakan sentra para pengrajin tahu dan tempe yang ada di Kota Bandung.

Sentra Pengrajin Tahu Cibuntu Lokasinya ada di Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay. Daerah Cibuntu konon sudah dijadikan kampung wisata. Meski akses masuk ke kampung Cibuntu sangat sulit.

Menurut Lurah Babakan Ridwan Hermansah menyebutkan, saat ini yang masih eksis membuat tahu dan tempe ada 153 pengrajin.

Lurah Babakan Ridwan Hermansah mengungkapkan, perajin tahu di kampung tersebut sudah lama beroperasi sejak tahun 1969.

“Dulu ada yang mengiling kedelainya masih pakai batu,” cerita Ridwan ketika ditemui Jabarekspres.

Menurutnya, usaha warga Cibuntu sangat membantu mendongkrak perekonomian. Terlebih untuk perputaran uang di Cibuntu bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Untuk itu, pengembangan kawasan wisata tahu Cibuntu perlu dilakukan dengan cara dilakukan penataan lebih baik.

Untuk meningkatkan kualitas produksi, para pengrajin tahu sudah banyak yang diberikan berbagai pelatihan.

Menurut Ridwan, tantangan para perajin tahu adalah ketersediaan kedelai sebagai bahan baku.

Perajin pasti akan kesulitan jika harga kedelai melambung. Sebab, para pengrajin masih mengandalkan kedelai impor.

Meski begitu, para pengrajin tahu tetap melakukan produski tahu dan tempe meski harga kedelai impor sedang naik.

Hal ini dilakukan karena para pengrajin sudah ada kontrak dengan para peternak berupa ampas tahu untuk pakan ternak sapi.

Ridwan mengatakan, penataan kawasan kampung wisata Cibuntu perlu dibuat skema. Sebab, saat ini sudah banyak pengunjung dari kalangan pelajar yang ingin melihat dari dekat produksi tahu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan