Minyak Goreng Bersubsidi Langka Sejak Bulan Lalu

CIMAHI – Warga di sejumlah daerah mengeluhkan sulitnya mencari minyak goreng bersubsidi, “Minyak Kita”.

Di Pasar Atas, Kelurahan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, misalnya minyak kita sudah langka sejak sebulan terakhir.

Para pedagang mengeluhkan berkurangnya pasokan minyak goreng bersubsidi dari distributor.

Kalau pun ada, warga mendapati minyak goreng bersubdisi itu dijual Rp 15 ribu hingga Rp 17 ribu per liter di atas harga eceran tertinggi.

Minya Kita diluncurkan secara resmi oleh Kementerian Perdagangan pada 6 Juli 2022. Harga Minya Kita dijual Rp 14 ribu per liter. Sementara distributor menjual harga minyak goreng curah ke pengecer Rp 12.600 per liter.

Salah satu pedagang sembako di Pasar Atas, Eti (50) mengaku, menjual harga minyak goreng bersubsidi Rp 15 ribu. Sementara ia membeli ke distributor seharga Rp 14 ribu per liternya.

“Karena dari distributor harganya Rp 14 ribu jadi saya menjual Rp 15 ribu per liter, itu juga kalau ada karena barangnya langka,” kata Eti, Rabu 1 Februasi 2023.

Eti menjelaskan, stok Minyak Kita kini mulai langka sejak sebulan lalu sekalipun ada itu harganya naik.

 

Minyak Goreng Bersubsidi Dijual Mahal

 

Selain itu, harga minyak goreng bersubsidi dari distributor harusnya Rp 151.000/dus tapi stok kosong. “Kalau kita membeli dengan harga Rp 168.000/dus itu selalu ada dengan harga bending,” akunya.

Menurut dia, bending itu harus membeli minyakkita tapi harus membeli produk lain dengan harga Rp 197.000/dus itu merek resto yang ada di pasaran

“Engga tau kenapa minyak goreng bersubsidi sulit didapat, pembeli juga malah larinya ke minyak curah karena harganya lebih murah,” cetus Eti.

Berdasarkan pantauan Jabar Ekspres di Pasar Atas Kota Cimahi, Minyak Kita hanya dijual beberapa lapak pedagang.

Salah satu pembeli, Dewi(50) mengaku, susah mendapatkan minyak goreng bersubsidi dengan harga tidak sesuai yang di tulis di kemasan.

Selain itu, sekarang harganya menjadi Rp 16.000 perliter yang sebelumnya Rp 14.000. “Tapi sekarang kosong stoknya, saya nyari-nyari gak ada,” akunya.

Menurut dia, sejak langka minyak goreng bersubsidi di pasaran, Dewi beralih ke minyak kemasan yang lain harganya lebih mahal.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan