Wagub Jabar Minta Kabupaten dan Kota Anggarkan Dana Pencegahan Stunting

BANDUNGKasus stunting di Jawa barat (Jabar) masih menjadi perhatian penting. Bahakan dari data yang disampaikan oleh Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan bahwa angka stunting pada tahun 2021 lalu sebanyak 960 ribu kasus.

Meski begitu, Uu mengaku, untuk tahun 2022 ini angka stunting di Jabar telah mengalami penurunan meskipun belum signifikan.

“Alhamdulillah trendnya positif tetapi kan penduduk Jabar sangat banyak sekitar 53 juta jiwa. Nah konsekuensinya termasuk sunting bahkan tenaga kerja juga banyak. Tetapi ini semua kita sedang ikhtiar maksimal dengan para kepala daerah dan DPRD untuk meninggalkan angka stunting di Jabar,” ujar Uu di acara Jabar Sunting Summit 2022, di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa 13 Desember 2022.

Uu menambahkan, agar kasus stunting di Jabar dapat teratasi secara maksimal, maka dibutuhkan adanya kolaborasi antara pemerintah daerah (Pemda) dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov).

Bahkan dia juga meminta, kepada para bupati dan wali kota di seluruh Jabar untuk segera menganggarkan terkait dengan penyelesaian kasus.

 

Jabar Perangi Kasus Stunting

 

Sebab saat ini, Uu mengaku bahwa Pemprov Jabar telah merencanakan penganggaran di tahun 2023 untuk pencegahan kasus tersebut.

“Karena kalau tidak ada anggaran tidak akan maksimal. Makannya kenapa saya minta untuk menganggarkan di kabupaten kota, supaya ini ada kolaborasi, dan ini juga gerakannya harus bersamaan,” ucapnya.

Maka dengan adanya hal tersebut, Uu berharap penanganan sunting di wilayaj Jabar dapat selesai secara cepat dan maksimal.

“Sebenarnya kendalanya tidak ada, cuman mungkin kesadaran saja kita tentang hal itu, dan hal itu kalau menurut kami bukan sesuatu hal yang cukup berat,” pungkasnya

Sebelumnya, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) mencatat angka prevalensi stunting di Jawa Barat dari tahun 2018 hingga 2021 mengalami penurun.

Dari 31,5 persen pada 2018, angka stunting Jabar kini berada di angka 24,5 persen. Angka tersebut menunjukan penurunan cukup signifikan dibanding tahun 2018 yaitu 31,5 persen.

Meski terjadi penurunan, akan tetapi angka prevalensi tersebut masih terbilang cukup tinggi. Mengingat jumlah penduduk Jabar merupakan yang terbesar se-Indonesia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan