Korban Bangunan

Korban Bangunan
0 Komentar

Ini bencana alam: gempa Cianjur kemarin dulu. Ini bencana gempa vulkanik. Bukan bencana Kanjuruhan.

Bencana Cianjur ini –268 orang meninggal dunia– tergolong bencana khas negara berkembang. Yang penduduknya masih belum begitu punya kemampuan disiplin dan keuangan.

“Gempa tidak pernah menyebabkan kematian. Yang bikin banyak korban itu bangunan yang tidak tahan gempa,” ujar Prof Dr Ir Priyo Suprobo.

Baca Juga:Promo Street Boba Hari ini 23 November 2022, Big Size Buy 1 Get 1 Jangan Sampai KehabisanMengatasi Kelelahan Mata Akibat Terlalu Lama Menatap HP dan Komputer

Ia ahli teknik sipil. Disertasi doktornya tentang beban dinamis: di Purdue University Amerika Serikat. Soal gempa ada di dalamnya. Prof Suprobo juga anggota Pusat Riset Gempa Nasional (Pusgen). Ia jadi rektor ITS Surabaya tahun 2007 – 2011.

Gempa Cianjur itu sebenarnya hanya 5,6 skala richter. Bahwa begitu banyak bangunan yang roboh pertanda itu tadi: disiplin yang rendah dalam memenuhi persyaratan bangunan di daerah gempa.

Mungkin di setiap debat pemilihan bupati di wilayah gempa, harus ada satu pertanyaan: tentang gempa. Seberapa si calon tahu soal itu dan bagaimana programnya kalau terpilih nanti.

Termasuk pertanyaan umum: baik mana rumah kayu/bambu dibanding rumah bata di saat gempa.

Kalau pun rakyat merasa lebih bergengsi punya rumah bata, apa syaratnya: agar tahan gempa.

Pertanyaan paling sepele pada calon para pimpinan daerah adalah: apakah ia/dia tahu bahwa daerahnya termasuk dalam peta gempa. Lalu bagaimana mitigasinya.

Pemerintah, termasuk Pusgen, sudah menerbitkan peta gempa yang sangat rinci. Sampai per wilayah. Bahkan kementerian PUPR sudah membuat pedoman pembangunan rumah tahan gempa. Sangat rinci. Peraturan pemerintah pun sudah ada. Sudah sangat rinci.

Baca Juga:Tips Rencanakan Liburan Akhir Tahun 2022, Booking Dari Sekarang agar Dapat Diskon Lebih besarTrik Membuat Sound of Text WA jadi Suara Manja dan Lucu, Dijamin Seru Antiborring

Kita memang sudah lupa. Sudah lama tidak ada gempa yang menimbulkan banyak korban jiwa. Gempa Cianjur seperti membangunkan ingatan masa duka nan lalu.

Di zaman medsos ini begitu banyak muncul video tutorial. Di YouTube. Banyak pula penggemarnya. Pun sampai tutorial bagaimana menata alis.

Prof Suprobo juga membuat tutorial. Khusus bagaimana membangun rumah tahan gempa. Termasuk bila rumah itu dibangun dengan batu bata. “Tidak ada jalan lain. Tiap 3 meter harus diberi slop. Yang terbuat dari beton. Lalu antar slop itu dihubungkan dengan slop pula. Kalau itu sudah dipenuhi masih harus dilihat disiplin penerapannya. “Yang biasa di ”curi” kontraktor, mandor atau tukang adalah tulangannya,” ujar Prof Suprobo. “Tidak bisa ditawar. Tulangan itu harus tiap 10 cm,” katanya. “Biasanya dijarangkan sampai 15 atau 20 cm,” tambahnya.

0 Komentar