Silat Panglipur, Berkaitan Erat dengan Sejarah Bandung hingga Perpaduan Berbagai Ilmu Bela Diri

Bandung, Yanuar Baswata, Jabar Ekspres

 

Indonesia mempunyai beragam kesenian dan budaya. Peninggalan-peninggalan para leluhur itu banyak dikembangkan dan dipertahankan kelestariannya baik Reak hingga bela diri Pencak Silat.

Melalui informasi yang berhasil dihimpun Jabar Ekspres, pencak silat menjadi seni bela diri sekaligus olahraga tradisional yang merupakan produk asli Kepulauan Nusantara.

Tak hanya di Indonesia, pencak silat kini sudah mendunia, bahkan beberapa alirannya tersebar dan dikenal luas di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Filipina Selatan, dan Thailand Selatan.

Merujuk pada buku karya Thomas A Green yang berjudul Martial Arts of the World: An Encyclopedia of History and Innovation Martial Arts of the World: An Encyclopedia of History and Innovation, pencak lebih sering digunakan di Pulau Jawa bagian tengah dan timur. Sementara, kata silat digunakan di Sumatera, Semenanjung Malaya dan Kalimantan.

Masih menurut Green, kesenian olahraga tradisional tersebut secara definisi, adalah pencak digunakan untuk mengunggulkan unsur seni dan keindahan gerakan, sementara silat merupakan inti ajaran bela diri dalam sebuah pertarungan.

Kota Bandung pada sejarahnya mempunyai juga kelompok atau paguyuban Pencak Silat Panglipur, pada saat itu penamaannya langsung diberikan oleh sang tokoh besar yakni Bupati Bandung ke-11, Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema V.

Silat Panglipur, Berkaitan Erat dengan Sejarah Bandung hingga Perpaduan Berbagai Ilmu Bela Diri
Murid Pencak Silat Pangliput saat menampilkan jurus-jurus di Pendopo Wali Kota Bandung. (Foto: Yanuar Baswata/Jabar Ekspres)

Panglipur merupakan identitas dari nama organisasi perkumpulan pesilat sekaligus nama sebuah perguruan silat tradisional.

Diketahui, Panglipur adalah salah satu seni bela diri tradisional khas Indonesia yang diperoleh dengan cara menggabungkan beberapa jurus andalan dari beberapa pendekar sezaman yang juga berasal dari bumi Nusantara.

Guna mengingat kembali sejarah, Panglipur menggelar kegiatan Napak Tilas yang bertepatan dengan momentum Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) ke-212 pada 25 September 2022.

Guru Besar Pencak Silat Panglipur, Asep Gurwawan mengatakan, sejarahnya penamaan Panglipur saat itu merupakan pertunjukkan untuk Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema V.

“Ketika beliau lagi sakit, diundanglah dua tokoh. Abah Aleh rombongan pencak pada saat itu dan rombongan kacapi suling Pak Hamim,” kata Asep yang mengenakan pakaian khas pesilat dengan atasan pangsi dan celana komprang serba hitam.

Writer: Yanuar Baswata

Tinggalkan Balasan