Pemprov Jabar akan Berikan Pelatihan Ekonomi Digital pada Seribu Perempuan Lewat ‘Sekoper Cinta’

BANDUNG – Pada era digitalisasi ini, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terus mendorong kaum perempuan untuk bisa mandiri secara ekonomi.

Gubernur yang akrab disapa Emil itu berharap, selain bisa menciptakan karya yang inovatif dan kreatif, kaum juga bisa memanfaatkan teknologi sebaik mungkin.

Sehingga melalui program Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita atau Sekoper Cinta ini, kaum perempuan khususnya para ibu-ibu dapat memasarkan karya maupun produk yang dihasilkan.

“Tahun ini ‘Sekoper Cinta’ naik kelas yang tadinya selama ini pendidikannya mendasar, sekarang menaikkan kualitas yang terpilih dari akan dilatih yang bersifat teknologis. Jadi tadinya dengan kurikulum 1.0 gurunya datang ke balai desa mengajarkan basic sekarang pakai kurikulum 2.0, lebih canggih. Mereka akan dilatih beradaptasi dengan teknologi,” jelas Emil di Gedung Sekoper Cinta, Jalan Turangga, Kota Bandung, Senin (19/9).

Saat ini, jelas Emil, telah ada sekitar 34 ribu perempuan yang menjadi alumni program Sekoper Cinta. Bahkan di tahun ini, para alumni tersebut akan diseleksi untuk mendapatkan pelatihan dan pemasaran produk berbasis teknologi.

“Akan ada di sekolah-sekolah terbaik di 27 kabupaten kota, hasil karya atau produknya akan dijual di tokopedia sebagai mitra,” ujarnya.

Melalui program ini juga dapat menjadi langkah untuk memberdayakan kaum perempuan khususnya ibu-ibu menjadi untuk lebih mandiri.

“Mudah-mudahan tidak ada lagi yang namanya perempuan Jabar yang tidak tersentuh Pendidikan, baik formal maupun informal,” pungkas Emil.

Sementara di lokasi yang sama, Ketua Umum Sekoper Cinta Atalia Praratya menjelaskan bahwa saat ini telah ada 1.000 alumni Sekoper Cinta yang akan diseleksi untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan berbasis digital di tahun 2022.

Bahkan sejak tahun 2018 lalu, ia menyebut Sekoper Cinta telah mewisuda sebanyak 34 ribu perempuan.

“Insya Allah sekarang ada seribu perempuan yang di tahun ini akan mendapatkan pendidikan kemandirian perempuan dari sisi ekonomi,” ucap Atalia.

Program pemberdayaan kali ini juga sebagai bentuk penekanan angka inflasi di Jawa Barat yang diprediksi akan terus mengalami peningkatan pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)

“Betul sekali, bagaimanapun kunci kita adalah pemberdayaan, kaum perempuan yang selama ini dianggap sebagai kaum yang termajinalkan. Mereka hanya di dapur, sumur, kasur. Mereka tidak mampu memberikan kontribusi dalam pembangunan. Maka kita bersama-sama saat ini supaya mereka semua terangkat. Pada akhirnya mereka bisa membantu kehidupan kesejahteraan keluarganya,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan