Ratu Wushu

 

ispri yoto

Kata pak agus mustofa. Kenikmatan surga itu hanya perumpamaan. Karena tidak ada seorang pun yg dari sana. Dan tidak ada kata yg bisa duiskripsikan. Macam menjelaskan musik yg indah pada orang tuna rungu. Atau indahnya pelangi kepada tuna netra sejak lahir. Memang fitrah pria normal pasti tertarik pada “itu”.Seumpama penghuni disini disuruh memilih apapun yg diinginkan. Anggap saja sudah tidak ada norma atau halal haram. Apapun boleh. Hayo sampeyan milih opo????

 

Alon Masz Eh

Alkisah ada org jago ngomong, jago nongkrong, jago ngopi, jago arisan, wawasan youtube nya seabrek, semua2 dibawa logika dan selalu “jangan bawa2 agama, paling benci kalo ngomong agama”. Lelaki itu nongkrong di warung kopi, di saku tersimpan uang untuk spp anaknya dan uang buat beli gincu istrinya, rencana bayar besok pagi… Datanglah gadis molek bak bidadari poles make up yg upgrade bekas panunya, merayu beli dagangan krn dia sales. Sejuta rayu, sejuta jurus, sejuta rupiah lepas buat beli rokok elektrik itu. Eh, ternyata benar puncak kenikmatan lelaki di wanita. Di lain tempat, wanita yg pulang arisan tiba2 mendapati suaminya terpeleset duit recehan di teras rumah, suaminya harus periksa IGD. Semua uang suami sudah terlanjur untuk bayar gelang dan kalung emas, baru, untuk istri yang bling2. Diagnosa dokter harus opname, DP kamar harus dibayar. Suami bilang “sayang aku kan? Jual gelang emasmu saja untuk bayar DP”. Istri marah2, minta pulang paksa, diputuskan pijet ke dukun beranak saja. Benarlah puncak kenikmatan istri di perhiasan. Memang tidak semua seperti itu atau se ekstrim itu, namun filosofinya… Kecenderungannya…sekecil dan selemah apapun kecenderungannya, Sama seperti apa yg dipelajari di ilmu agama. Bagi yang tak alergi dan tak mengingkari logika dengan logika…

 

ulul azmi

Pada zaman salah satu kekhaliffan Islam, tersebutlah seseorang yang pandai memainkan pisau. Mungkin, kalau sekarang, orang ini berada dalam sebuah group sirkus, namun waktu itu kegiatan orang ini bersifat privat. Sebuah pisau dilemparkannya ke sebuah tonggak atau pohon, tertancap kuat. Pisau berikutnya dilemparkan ke gagang pisau yang tertancap ditonggak tadi, bidikannya sangat tepat dan pisau kedua tertancap lagi dengan kuat. Begitulah seterusnya sampai puluhan pisau tersusun dalam sebuah permainan ketangkasannya. Orang ini sangat dikagumi dan ditonton oleh publik. Rasa bangga bersarang di dada pemain ketangkasan pisau ini sehingga dia mengutus seseorang ke sultan utk memperlihatkan kecakapannya. Pada hari yang ditentukan, Sultan berkenan menontonnya bersama publik. Mulailah orang ini memainkan pisaunya sampai pisau terakhir, sempurna! Lalu Sultan berkata, “inikah kegiatan yang menghabiskan hari-harimu? Sungguh, kamu telah menyia-nyiakan hidupmu dan merusak masyarakat untuk meniru perbuatanmu. Sipir dipanggil sultan untuk memenjarakan orang ini. Sekarang ini sebaliknya, seseorang dengan ketangkasan ujarannya dipelihara raja. Saat ujarannya disadari publik sebagai sebuah hujatan, raja lalu keliling negara minta masyarakat memaafkannya. Raja mengajarkan sebuah kesia-siaan. Mudah-mudahan dijauhkan Tuhan kehidupan destruktif ini dari Indonesia, sehingga negara sejahtera dengan GNP $ 20.000 bisa kita capai dalam 10 tahun.

Tinggalkan Balasan