Jakarta – Penggunaan bibit unggul ubi jalar akan menghasilkan hasil panen yang berkualitas.
Ubi jalar berkualitas akan memiliki daya saing yang kuat apabila dijual di pasar internasional.
Pesan itu disampaikan CEO Reputed Agriculture for Development Stichting and Foundation, Putri Ernawati Abidin.
“Berdasarkan pengalaman, yang harus diperhatikan adalah dimulai dari pertanamannya bahwa pengetahuan untuk menggunakan bibit unggul itu sangat penting sekali,” kata Putri dalam diskusi daring, beberapa waktu lalu.
Putri berbagi pengalaman pada acara yang digelar Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan).
Menurut dia, penggunaan bibit unggul ubi jalar akan membuat hasil panen bebas penyakit tanaman, seperti serangan virus dan hama.
Umbi hasil panen, kata dia, bukan hanya memiliki ukuran yang baik, tapi juga berkualitas.
“Ini sangat perlu diperhatikan. Good Agricultural Practices, gunakan pathogen free planting materials,” kata dia.
Selain penggunaan bibit unggul ubi jalar, ia menyarankan agar para pelaku usaha lebih berhati-hati dalam menyeleksi umbi hasil panen sebelum dikemas. Ketika hendak mengemas, perlu dipastikan apakah umbi-umbi itu mulus atau tidak.
“Kadang-kadang ada tanda bulat-bulat lingkaran. Itu adalah serangan dari millipedes (kaki seribu/ luing/ wuling) atau nematodes (nematoda, sejenis cacing parasit),” katanya.
Berdasarkan pengalaman dia ketika di Afrika, banyak umbi asal benua tersebut tidak layak ekspor karena rusak dalam perjalanan.
Umbi tidak layak dikomersialkan di pasar Eropa. Hal itu terjadi karena budidaya ubi jalar tersebut tidak menggunakan bibit unggul.
“Tidak hanya size (ukuran), tapi benar-benar good quality of the roots. Itu sangat penting. Itu yang harus kita perhatikan (bila akan ekspor),” kata dia.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Suwandi mengatakan ubi jalar adalah komoditas pangan lokal yang memiliki potensi untuk dikembangkan dari aspek budidaya maupun hilirisasi.
Ubi jalar bisa menjadi salah satu komoditas andalan ekspor Indonesia.
Ditjen Tanaman Pangan Kementan melalui stimulan bantuan pemerintah mengalokasikan pengembangan budidaya ubi jalar di lahan seluas 2.000 hektare di beberapa lokasi di Indonesia pada tahun ini.