Seorang Petani Di Sumedang Bertarung Dengan Macan Kumbang Dan Memiting Leher Macan Kumbang

Jabarekspres.com- Tiga warga di Blok Cihanyar, Desa Tegalmanggung, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, menjadi korban terkaman Macan Kumbang di area perkebunan pada Rabu (7/9). Salah satu yang diterkam yakni Udes.

Udes bercerita, saat peristiwa itu terjadi, dirinya bersama dua rekannya yakni Adi dan Didin tengah bertani. Namun tiba-tiba seekor macan kumbang datang dan menerkam hewan ternak di area perkebunan. Ia sontak kaget dan berusaha untuk melawan macan kumbang tersebut.

Tak berhenti, setelah menerkam ternak, hewan buas tersebut justru malah menyerang Udes dan kawannya. Ia juga menambahkan kaget dengan kejadian saat itu dan tidak menyangka akan ada macan tutul di dekat area perkebunan.

“Saya lagi kerja di kebun tiba-tiba ada macan nyerang ternak terus ke manusia,” kata Udes saat bercerita kepada wartawan pada Sabtu (10/9).

Udes sempat melakukan perlawanan dengan menepis serangan predator buas tersebut yang ukurannya tak terlalu besar tersebut. Dia mengaku tak kuat menahan kekuatan serangannya. Karena tenaga macan tutul itu begitu kuat.

Bahkan, dua rekannya yang membantu Udes ketika diserang pun berakhir menjadi korban. Dan ia berusaha sekuat tenaga untuk melawan dan membunuh macan tutul tersebut, akhirnya ia berhasil membunuh macan tutul tersebut dengan tangan kosong.

“Saya piting lehernya dan ditenggelamkan ke air dan mati,” ungkap dia.

Udes mengaku, kemunculan Macan Kumbang di sekitar wilayahnya bukan pertama kali terjadi. Namun, hewan buas itu sebelumnya tak pernah menyerang warga. Penyerangan ini adalah kasus pertama yang terjadi di kampungnya. Ia mengaku masih kaget sampai saat ini karena ada macan tutul yang berani masuk ke perkarangan warga.

Akibat kejadian itu, kata Udes, dirinya mendapat delapan jahitan di bagian kepala dan pelipis mata. Sementara, dua rekannya harus kehilangan jari akibat putus diserang Macan Kumbang. Mereka kini tengah ditangani di rumah sakit dan harus dioperasi.

Adapun predator tersebut yang mati telah dibawa ke BKSDA Jabar untuk diautopsi.

“Ada perasaan trauma dan takut kalau ke kebun. Warga juga jadi was-was, kalau ke kebun enggak berani sendirian,” tandas dia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan