Digitalisasi Harus Dimanfaatkan dengan Bijak, Sekda Kabupaten Bandung: Jangan Sampai Merusak Generasi Muda

JabarEkspres.com, CIPARAY – Pengawasan terhadap pertumbuhan usia anak-anak perlu menjadi perhatian setiap komponen baik oleh keluarga, sekolah hingga pemerintah.

Pasalnya, anak-anak sebagai penerus bangsa, karena usianya yang masih labil tak jarang mudah terbawa kepada hal-hal negatif dan merugikan.

Terkait hal itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung, Cakra Amiyana, mengatakan bahwa kemajuan teknologi jangan sampai berdampak buruk bagi pertumbuhan anak.

“Ini jadi perhatian pak Bupati, bagaimana medsos (media sosial) ini jangan sampai merusak generasi muda,” kata Cakra kepada Jabar Ekspres beberapa waktu lalu.

Menurutnya, perkembangan digitalisasi di tanah air harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat, namun penggunaan bagi anak perlu diawasi orang tua.

“Bagaimana supaya mengedukasi masyarakat untuk bijak menggunakan medsos,” ujarnya.

Dilanjutkan Cakra, edukasi agar bijak meenggunakan media sosial tak hanya dibutuhkan bagi anak-anak saja, tapi juga kalangan dewasa termasuk para orang tua agar dapat memberi arahan baik bagi sang buah hati.

Bahkan disampaikannya, lingkungan sekolah para tenaga pengajarnya perlu meningkatkan pengetahuan dan edukasi bagi siswa terhadap menggunakan medsos dengan bijak.

“Berikan arahan dan bimbingan, jangan sampai gadget (gawai) ini merusak generasi (bangsa),” ucapnya.

Cakra menilai, kemajuan teknologi dan berkembangnya digitalisasi di Indonesia merupakan anugerah baik.

“Di satu sisi bagus kita melek teknologi, tapi kita juga harus waspada terhadap dampaknya,” tukasnya.

Sementara itu, Ketua KPAD Kabupaten Bandung, Ade Irfan Al Anshory, mengatakan, berkembangnya digitalisasi jadi salah satu faktor menurunnya pengawasan terhadap anak.

“Memang ini krisis sebetulnya, anak-anak mungkin tak sadar,” kata Irfan kepada Jabar Ekspres belum lama ini.

Menurutnya, perhatian dari guru di sekolah dan keluarga khususnya orang tua, untuk saat ini banyak yang acuh terhadap pola membimbing anak.

“Dulu orangtua itu mengawasi anak sampai menelpon gurunya. (Menanyakan) anaknya berangkat (sekolah) atau enggak,” imbuhnya.

Irfan melanjutkan, ketika sang anak masih ada di rumah, orang tua zaman dulu kerap meminta supaya anaknya lekas berangkat sekolah, sangat berbeda dengan perhatian zaman sekarang.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan