Dedie Rachim Sambut Delegasi G20, Suguhkan Tarian Khas Sunda

BOGOR – Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim menerima puluhan delegasi dari Group of Twenty (G20) di Balai Kota Bogor, Kamis (04/08) malam. Kota Bogor dipilih menjadi salah satu kota tujuan dari rangkaian G20 Technical Workshop on Climate Change.

Sebelum masuk ke Paseban Sri Bima untuk menyantap makan malam, Dedie memakaikan totopong yang menjadi ciri khas seni sunda kepada para delegasi dari luar negeri. Usai itu, para delegasi diajak untuk menyantap makanan khas Bogor, seperti Es Pala dan Toge Goreng.

Para delegasi juga disajikan tari – tari tradisional khas sunda. Seperti Tari Topeng dan Tari Jaipong. Mereka juga dipertontonkan video profil Kota Bogor yang berisikan keberagaman dan berbagai ikonik Kota Bogor.

Perwakilan Delegasi G20 dari Argentina, Dr. Pablo Mercury mengaku senang berdiam di Kota Bogor. Meski hanya beberapa hari saja, dirinya dan para delegasi mengaku nyaman dengan suasana yang ada di Kota Bogor.

“Begitu kami masuk kesini (Balai Kota) juga sangat indah sekali. Apalagi kami tadi sempat mengunjungi Kebun Raya Bogor yang juga tak kalah indahnya,” ungkap Pablo.

Kepada seluruh delegasi, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mewakili warga dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengucapkan selamat datang di Kota Bogor. Selamat datang di Kota Hujan.

“Merupakan sebuah kehormatan dan kebanggaan tersendiri bagi kami, ketika Pemerintah dalam hal ini Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia, memilih Kota Bogor sebagai tempat penyelenggaraan workshop ini,” ungkapnya, dikutip Jumat (05/08).

Menurutnya, secara de facto memang Kota Bogor menjadi Ibu Kota Indonesia. Dimana Presiden Joko Widodo berkantor dan berkediaman di Istana Bogor. Untuk itu, Kota Bogor sedikit banyaknya berkesempatan untuk ikut berperan di dalam upaya masyarakat dunia, khususnya negara-negara yang tergabung di dalam G-20. Mencari dan merumuskan berbagai solusi.

Terutama, sambung dia, atas permasalahan-permasalahan yang timbul pada isu perubahan iklim serta pengaruh negatifnya. Khususnya tentang ancaman krisis pangan bagi seluruh umat manusia di bumi sesuai dengan tema workshop.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan