Pembongkaran 21 Halte TMB, Dishub Anggarkan Rp231 Juta

JabarEkspres.com, BANDUNG – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung akan membongkar 21 halte Trans Metro Bandung (TMB) yang dianggap tidak layak pakai.

Kepala Bidang Prasarana Dishub Kota Bandung Panji Kharismadi memaparkan, rencana pembongkaran tersebut disebabkan oleh kondisi halte yang banyak terbengkalai dan tidak difungsikan sebagaimana mestinya.

“Kami memprogramkan untuk membongkar 21 halte. Alasan dibongkarnya ada banyak yang sudah tidak dilalui oleh bus (TMB), terus kejadian di lapangan juga halte itu banyak yang dijadikan sebagai tempat para tunawisma, malah jadi tempat jualan, ada juga jadi tempat penyimpanan sayuran bahkan hewan, tempat pembuangan sampah juga. Kenyataannya demikian,” kata Panji saat dihubungi Jabar Ekspres, Jumat (22/7).

Pembongkaran ini, kata dia, diperkirakan akan menghabiskan sekitar Rp231 juta, atau sekitar Rp11 juta per haltenya. Halte yang dibongkar tersebut akan kembali difungsikan sebagai trotoar, mengingat banyak halte yang berdiri di atas trotoar.

Panji menambahkan, sejauh ini Kota Bandung memiliki 72 halte, di mana tak sedikit di antaranya kurang layak secara fungsi maupun kondisi. Dishub, bebernya, akan melakukan inventarisasi dan pendataan halte-halte yang kurang layak.

Sejak pandemi Covid-19, tutur Panji, TMB memang tidak beroperasi seperti biasanya, yang akhirnya berdampak pada berkurangnya pengoperasian halte-halte TMB. Selain itu, adanya perubahan rute TMB juga membuat sejumlah halte tidak lagi beroperasi dan terbengkalai, jelas Panji.

Tak hanya itu, dia menambahkan, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan banyaknya halte terbengkalai di Kota Bandung. Salah satunya adalah sedikitnya petugas yang bertanggung jawab memelihara halte-halte di Kota Bandung.

“Sekarang karena banyak rute TMB yang berubah dan kuantitas armada juga berkurang jadi petugas juga berkurang, kami dari bidang prasarana itu, petugas yang mengurusi halte itu hanya lima orang. Kalau dulu kan terbantu oleh UPT Terminal, tapi sekarang tidak. Jadi kebanyakan kurang layaknya halte itu karena memang kurang terpelihara,” imbuhnya.

“Kami berharap, kalau memang di sekitar tempat tinggal atau kantor bapak ibu ada halte pemerintah kota bandung, kami mohon partisipasinya, minimal dengan membantu menjaga kebersihannya. Jadi dapat membantu kami yang memang keterbatasan personil, kami butuh dukungan dan partisipasi dari masyarakat,” tandas Panji.*** (Arv)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan