Anna Colin

Erngin FAUZI PAU

Kok .. Pak DI sama sekali, TIDAK menyentuh INDEX KORUPSI di Sri Langka.. hehe

Komentator Spesialis

Jangan gembira dulu kita. Jalan terjal di depan mulai terlihat mata. The Fed baru saja menaikkan suku bunga 0.75 basis point. Rupiah langsung melemah, bahkan sempat melewati level psikologis 15.000. Dan saya perkirakan tidak pakai lama akan bertengger di atas level 15.000. Ini serius ! Karena inflasi di AS masih tinggi. The Fed bilang akan melakukan apapun at any cost. Tentunya menaikknman suku bunga adalah pilihan tercepat. Perang Rusia Ukraina tak kunjung selesai. Rusia bahkan menghajar Ukraina dengan rudal setelah kunjungan Jokowi ke moskow. Acara isolasi covid-19 juga sudah mulai bubar dimana mana. Artinya kebutuhan naik, inflasi bakal terjadi. Imbas melemahnya rupiah tentu naiknya hutang dollar pemerintah, BUMN dan swasta kalau di kurs kan ke rupiah. Kedua, yield SBN akan naik. Akibatnya beban bunga (ataupun riba) naik. Menghajar sisi pengeluaran. Di lain sisi, harga komoditas dunia sudah meninggalkan level tertingginya. Dan mungkin akan terus turun, mendekati level sebelumnya. Ini akan menghajar sisi pendapatan. Gelembung ekonomi pecah. Ya…bukan tidak mungkin berimbas ke krisis ekonomi baru.

 

Tinggalkan Balasan