Merdeka Huey

edi hartono

Kenapa ya, di negeri ini, kreatifitas dan kecerdasan yg maju sering tdk mendapat saluran. Bahkan untuk di uji secara fair pun kadang2 tidak diberi ijin dan kesempatan. Dulu pernah ada kisah pak kusrin yg memproduksi TV lokal, dan malah dituntut oleh aparat karena faktor perizinan. Lha kenapa tdk dibantu perizinannya dan malah di tuntut hukuman?! Dulu ada juga kisah dosen penemu bibit unggul padi yg sdh terbukti kualitasnya dan sdh dipakai di komunitasnya, namun tdk mendapat saluran untuk menjadi bibit padi resmi yg bisa diproduksi untk masyarakat luas. Ada juga nikuba, yg masih hangat, yg bahkan tdk dilirik untuk diuji oleh lembaga formal, sampai penemu nya sakit hati. Ada juga cerita besar vaknus, yg dihambat, yg buntutnya belum selesai sampai sekarang. Dan sekarang muncul lagi kisah dr. Indro dgn penelitian virus yg hasilnya simpel dan aplikatif untuk masyarakat. Namun, apakah diberi saluran untuk diperkenalkan ke masyarakat? Tidak juga, masih sama seperti sebelum2nya. Negara ini banyak sekali memiliki sdm yg membawa terobosan2 di bidangnya. Namun kenapa, oh kenapa.. Katanya mau maju, namun ide kemajuan tdk mendapatkan jalannya. Mandeg sebelum finish. Layu sebelum berkembang. Sudah keluar padahal baru sebentar, (eh, apa ini, wkwkwk)

Yea A-ina

Gak mungkinlah, kalau Abah Dis hanya minta (gratis), buku virus drh Indro. Gengsilah kalau minta buku kepada penulisnya pula. Abah tak bergeming ketika ada permintaan kaos, Anda Sudah Tahu. Tapi kali ini, rasanya orang tua nan banyak tabungannya ini, meleleh juga setelah didemo komentar berulang pak Pry. Sebuah sikap bijak yang layak ditiru, bahwa kalau bisa membagi kenapa harus meminta. Kalau bisa menulis kenapa harus mengkritik tulisan orang lain? Karena di kolom komentar ini, wadah belajar menuliskan ide dan alternatif dari kita kepada orang lain, Abah Dis jadi mentor nya.

Johannes Kitono

Terima kasih P Pry, saya beruntung mendapat rezeki buku gratis drh Indro Cahyono yang juga pakar virus Indonesia. Kegiatan membaca, menulis komentar dan membagi buku gratis itu gampang gampang susah. Yang dapat rezeki buku pasti ketawa dan tidak dapat tolong dibukakan pintu maafnya bagi P Pry. Maaf juragan Disway mau sedikit numpang promo. Kumpulan tulisan saya SDHA ( Suka Duka Hidup di Asrama ) yang dicetak Gramedia Printing sudah terbit diawal Juni 2022. Bagi teman teman yang mau membaca E-Book SDHA secara gratis silahkan japri via WA. Bagi yang mau buku cetak SDHA dengan ttd penulis ,tolong bayar pengganti ongkos cetak Rp.50 rb/ buku diluar ongkir. Khusus untuk P Pry tentu saja gratis termasuk ongkirnya. Thx, jk

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan