BANDUNG – Visual artist (seniman visual), Merxdar, memamerkan karyanya sepanjang dia ‘melukis’ dinding-dinding jalanan. Setelah terakhir sempat melakukan pameran tunggal (solo exhibition) pada 2019.
Tahun ini dengan tajuk No Excuse, Muhammad Erwin Ramadhan, sosok asli di balik karakter Merxdar, memperlihatkan sisi ciptaannya itu yang seringkali melukisi dinding tanpa permisi.
“Ide awalnya, ingin ngomong tentang tanggung jawab saya sebagai visual artist. Lalu bertajuk no excuse, mungkin Kurator, Trio Muharam, melihat Merxdar itu berkarya di jalanan dan tanpa permisi. Itu gagasan awalnya,” ucapnya kepada Jabar Ekspres, Selasa (21/6) malam.
Berbeda dengan gagasan yang berisi pesan. Merxdar tidak membawa apa-apa. Dia sekadar bersenang-senang.
“Mengesampingkan asa-asas art atau deskripsi yang memuai. Di sini hanya bertanggungjawab atas karya saya. Merespon yang ada,” ungkapnya.
“Dan menjadi playground baru, bagaimana caranya memanfaatkan suatu ruang menjadi ruang exhibition,” jelasnya.
Dia pun mengaku, sebenarnya, tak semua visual artist harus mengemban tanggungjawab. Erwin hanya merasa malu. Disaat dirinya menjadi visual artist, tetapi tidak memiliki movement yang dikeluarkan.
“Inilah, dia menonjolkannya di solo exhibition. Karena di dua tahun terakhir hanya berkarya doang, enggak dipamerin sama sekali,” tandasnya.
“Namun, kenapa No Excuse tidak memberikan gagasan yang tidak begitu dalam. Mungkin karena Merxdar lebih mementingkan visual ketika merespon suatu bentuk menjadi sebuah karya,” tambahnya.
Pameran tunggal masih berlangsung hingga tanggal 25 Juni 2022 mendatang. Bertempat di Hagia Terra, Jln. Gandapura No. 51A, Kota Bandung.
Pengunjung bakal bertemu dengan karakter Merxdar. Karakter yang diciptakan Erwin semasa sekolah. “Merxdar sendiri, kalau di jalan sebenarnya sama sekali tidak membawa pesan apapun, just for fun aja,” kata Erwin, “Cuman dari segi artistiknya, visual, dia mengusung tema besar dari karakter Disney.”
“Lebih condongnya ke Micky Mouse. Karena Micky selalu menjadi ikon pop culture, ikon yang unik dan nyeleneh. Berharap juga karya-karya Merxdar menjadi pop culture di suatu hari ke depan,” pungkasnya. (zar)